Kamis, 21 Agustus 2014
Kamis, 27 Maret 2014
TENTANG PULAU KALIMANTAN
SINGKAT NAMA PULAU KALIMANTAN
Mungkin ada yang bertanya - tanya apa sih Pulau Kalimantan itu dan arti dari nama Kalimantan itu sendiri, dibawah ini ada beberapa penjelasan singkat mengenai hal itu :
GEOGRAFIS
Pulau Kalimantan terletak di sebelah utara pulau Jawa, sebelah timur Selat Malaka sebelah barat pulau Sulawesi dan sebelah selatan Filipina. Luas pulau Kalimantan adalah 743.330 km².
Pulau Kalimantan dikelilingi oleh Laut China Selatan di bagian barat dan utara-barat, Laut Sulu di utara-timur, Laut Sulawesi dan Selat Makassar di timur serta Laut Jawa dan Selat Karimata di bagian selatan.
Gunung Kinabalu (4095 m) yang terletak di Sabah, Malaysia ialah lokasi tertinggi di Kalimantan. Selain itu terdapat pula Gunung Palung, Gunung Lumut, dan Gunung Liangpran.
Sungai-sungai terpanjang di Kalimantan adalah Sungai Kapuas (1143 km) di Kalimantan Barat, Indonesia, Sungai Barito (880 km) di Kalimantan Tengah, Indonesia, Sungai Mahakam (980 km) di Kalimantan Timur, Indonesia, Sungai Rajang (562,5 km) di Serawak, Malaysia.
Jalan Nasional RI di Kalimantan sepanjang 6.075,97 km yang secara umum dengan kondisi mantap baru mencapai 77%.[32]
ETIMILOGIS KALIMANTAN
Asal – usul nama kalimantan tidak begitu jelas kapan dan siapa pencetus utamanya, namun ada beberapa versi berbeda yang mengungkapkan hal tersebut :
1. "Kalimantan" - "Klemantan.
Menurut C. Hose dan Mac Dougall, "Kalimantan" berasal dari nama-nama enam golongan suku-suku setempat yakni Iban (Dayak Laut), Kayan, Kenyah, Klemantan (Dayak Darat), Murut, dan Punan. Dalam karangannya, Natural Man, a Record from Borneo (1926), Hose menjelaskan bahwa Klemantan adalah nama baru yang digunakan oleh bangsa Melayu. Namun menurut Slamet Muljana, kata Kalimantan bukan kata Melayu asli tapi kata pinjaman sebagai halnya kata Malaya, melayu yang berasal dari India (malaya yang berarti gunung).
2. "Pulau Goyang'' atau "Bagawan Bawi Lewu Telo"
Adapun nama yang yang diberikan oleh warga setempat pada zamannya adalah "Pulau Goyang" atau "Bagawan Bawi Lewu Telo" Menurut sejarah / tetek tatum, asal mula nama Pulau Goyang atau Bagawan Bawi Lewu Telo terdapat dalam bahasa Dayak Sangiang/Bahasa Sangiang/Bahasa ke-Sanghiangan (Dayak Kuna) yang berarti : ("Goyang" : Suci dan "Bagawan Bawi Telo" : Negeri tempat tiga putri).
3. "Kalamnthana", "Quallamontan" dan atau "K'Lemantan"
Pendapat yang lain menyebutkan bahwa Kalimantan atau Klemantan berasal dari bahasa Sansekerta, Kalamanthana yaitu pulau yang udaranya sangat panas atau membakar (kal[a]: musim, waktu dan manthan[a]: membakar). Karena vokal a pada kala dan manthana menurut kebiasaan tidak diucapkan, maka Kalamanthana diucap Kalmantan yang kemudian disebut kepada penduduk asli Klemantan atau Quallamontan yang akhirnya diturunkan menjadi Kalimantan. Terdapat tiga kerajaan besar (induk) di pulau ini yaitu Borneo (Brunei/Barune), Succadana (Tanjungpura/Bakulapura), dan Banjarmasinn (Nusa Kencana). Penduduk kawasan timur pulau ini menyebutnya Pulu K'lemantan, orang Italia mengenalnya Calemantan dan orang Ukraina : Калімантан.
4. "Sungai Intan"/"Bakulapura"-"Tanjungpura"
Jika dilihat dari bahasa Jawa, nama Kalimantan bisa dapat diartikan "Sungai Intan".
Sepanjang dalam sejarahnya, Kalimantan juga dikenal dengan nama-nama yang berbeda. Kerajaan Singasari, misalnya, menyebutnya "Bakulapura" yaitu jajahannya yang berada di barat daya Kalimantan. Bakula dalam bahasa Sanskerta artinya pohon tanjung (Mimusops elengi) sehingga Bakulapura mendapat nama Melayu menjadi "Tanjungpura" artinya negeri/pulau pohon tanjung yaitu nama Kerajaan Tanjung Pura yang sering dipakai sebagai nama pulaunya. Sementara Kerajaan Majapahit di dalam Kakawin Nagarakertagama yang ditulis tahun 1365 menyebutnya "Tanjungnagara" yang juga mencakup pula Filipina seperti Saludung (Manila) dan Kepulauan Sulu.
5. "Rahvanadwipa"
Dan sebuah julukan dari pada zaman kerajaan majapahit sering atau mendapat sebuah julukan yaitu “Rahvanadwipa” yang berarti (“Rahv[w]ana” : Rahwana dan “Dwipa” : Pulau) Jadi dapat diartikan sebagai “Pulau Rahwana”, karena pada zaman itu kita tahu sendiri sebelum terjadinya kesepakatan perjanjian tumbang anoi pada tahun 1894 tradisi “Headhunting” itu sudah menjadi hal yang biasa bagi masyarakat asli setempat dan lain sebagainya. Namun kita disini tidak akan membahas itu jauh lebih dalam.
6. "Nusa Kencana" dan "Negeri Alengka"
Sebutan "Nusa Kencana" adalah sebutan pulau Kalimantan dalam naskah-naskah Jawa Kuno seperti dalam Ramalan Prabu Jayabaya dari masa kerajaan Kadiri (Panjalu), tentang akan dikuasainya Tanah Jawa oleh bangsa Jepang yang datang dari arah Nusa Kencana. Memang terbukti sebelum menyeberang ke Jawa, tentara Jepang terlebih dahulu menguasai ibukota Kalimantan saat itu yaitu Banjarmasin. Nusa Kencana sering pula digambarkan sebagai Tanah Sabrang yaitu sebagai perwujudan Negeri Alengka yang primitif tempat tinggal Para Raksasa di seberang Tanah Jawa. Di Tanah Sabrang inilah terdapat Tanah Dayak yang disebutkan dalam Serat Maha Parwa.
7. "Warunadwipa" dan "Chin Li 'I Shih
Nama pulau terbesar ketiga di dunia ini juga adalah Warunadwipa yang artinya Pulau Dewa Laut.
Kalimantan dalam berita-berita China (T’ai p’ing huan yu chi) disebut dengan istilah Chin li p’i shih.
8. "Pulau Hujung (P'ulo Chung)" dan "Borneo"
Orang Melayu menyebutnya Pulau Hujung Tanah (P’ulo Chung). Borneo adalah nama yang dipakai oleh kolonial Inggris dan Belanda.
Pada zaman dulu pedagang asing datang ke pulau ini mencari komoditas hasil alam berupa kamfer, lilin dan sarang burung walet melakukan barter dengan guci keramik yang bernilai tinggi dalam masyarakat Dayak. Para pendatang India maupun orang Melayu memasuki muara-muara sungai untuk mencari lahan bercocok tanam dan berhasil menemukan tambang emas dan intan di Pulau ini.
9. "Tanjung Negara"
Sebutan Tanjung Negara adalah nama yang tercantum dalam Atlas Nederland Indie tahun 1938. Nama ini digunakan pada abad ke-13 semasa Kerajaan Hindu.
Tanjung Negara maksudnya disini adalah ‘pulau’ atau ‘negara’ yang banyak memiliki tanjung (laut). Sedangkan Kalimantan adalah nama yang lahir semasa Kerajaan Islam abad ke-16, pada masa Pangeran Samudra (Pangeran Suriansyah) [1526 M - 1545 M] atau Mahurum yang memegang tampuk pemerintaham di kuin Banjarmasin. Ada dua macam pengertian mengenai nama Kalimantan :
- Kali ‘sungai’ mantan ‘besar’; Kalimantan artinya pulau yang memiliki sungai yang besar-besar.
- Kalimantan artinya nama semacam pohon buah asam yang banyak terdapat di Kalimantan. Kata mantan juga besar.
Kini Pulau Kalimantan merupakan salah satu lumbung sumberdaya alam di Indonesia memiliki beberapa sumberdaya yang dapat dijadikan sebagai sumber energi, diantaranya adalah batubara, minyak, gas dan geothermal.Yang luar biasa ternyata Kalimantan memiliki banyak cadangan uranium yang bisa dipakai untuk pembangkit listrik tenaga nuklir. Disamping itu Kalimantan juga memiliki potensi lain yakni sebagai penyedia sumber energi botani atau terbaharui. Sumber energi botani atau bioenergi ini adalah dari CPO sawit.
Sumber : http://simpeipenyang.blogspot.com/2012/02/singkat-nama-pulau-kalimantan.html
Kamis, 13 Maret 2014
TIADA BATAS UNTUK BERBAGI ( Gerakan Mari Berbagi 2014 )
CErita Perjalanan YA YLF Gerakan Mari Berbagi 2014 ( Part 2 )
TIADA BATAS UNTUK
BERBAGI
Tanah
airKu tidak Kulupakan
Kan
Terkenang Selama Hidup ku
Biarpun
saya Pergi jauh
Tidak
kan hilang dari Kalbu
Tanah
Ku yang Kucintai
Engkau
Ku hargai
Tanpa
sengaja, Lagu yang diputar disebuah stasiun Televisi swasta malam ini membuat ku tak Bisa Tidur. Iya benar
sekali, rasa-rasanya ketika ku mendengar lagu Ciptaan Ibu Sud itu aku
kembali diingatkan perjalanan kami dalam kegiatan YA YLF GMB 2014. Pantas saja,
tak mudah bagi ku melupakan memori itu apalagi mendengar kembali lagu itu. rasanya ingin meneteskan air mata.
Mengulang moment itu, mengulang saat-saat itu, Bertemu Kalian .Karena bagi ku
semuanya sangat sangat mengesankan. Dengan menulis Cerita ini aku berharap,
kenangan YA YLF GMB 2014 akan Abadi.
Pagi
Itu, tanggal 02 Februari 2014 sekitar
pukul 06.00 WIB di Tugu Yogyakarta empat pemuda, masing – masing dua laki –
laki dan dua perempuan sudah berdiri di dekat lampu merah tugu. dari raut mukanya sepertinya
mereka bukan penduduk Yogyakarta. Dilihat sepintas dari gaya bicaranya mereka
berasal dari berbagai daerah. Sepertinya Logat bahasa mereka ada yang dari Kalimantan, Aceh, Jawa Barat dan Lampung. Tak
perlu diterka –terka karena memang sepertinya
sudah benar mereka bukan penduduk
asli Yogyakarta. Di Kokarde mereka ada identitas mereka masing – masing adalah
Suprayitno dari Kalimantan Tengah, Aris Munandar Sofyan Dari lampung, Fadliana
dari Aceh dan Arumdari dari Jawa Barat. Selain kokarde ada tanda pengenal lain
yang dipakai oleh keempat orang pemuda
saat itu. Sebuah PIN berukuran sekitar 4 cm bertulisan GERAKAN MARI BERBAGI.
pengenal itu sepertinya digunakan untuk menarik perhatian orang yang berhenti di Lampu Merah saat itu.
Matahari
mulai menampakkan wajah manisnya pagi itu menyambut hari ini. Pertanda hari ini
cerah, dan semoga tak hujan seperti tadi Malam ucap Arumdari, Gadis berjilbab asal
Jawa Barat pagi itu. Keempat Pemuda itu kemudian segera bergegas berbagi Tugas.
2 Orang masing – masing Aris Munandar
dan Fadliana keliling menjual Baju anak – anak diseputaran pertokoan Tugu Yogyakarta. Dua lainnya, Suprayitno dan
Arumdari bertugas mengamen kembali seperti sore kemarin. Lagu Ciptaan Ibu Sud, Tanah Airku menjadi lagu wajib yang
dinyanyikan sepanjang mengamen saat itu.
Berbekal alat musik botol Aqua dimasukin kerikil, dengan pakaian clana training
dan muka –muka lusuh yang memang belum mandi pagi itu, aku bilang ke Arum,”sudah sangat mirip sekali kita seperti
pengamen-pengamen jalanan yang profesional kita ini ya Rum. Dia Pun
Menjawab “ Itu sih Elo Bukan Gue”,Dengan
logat Khas Jakarta yang dilucu-lucuin membuat aku ketawa ngikik. Kami pun
beraksi seperti kemarin Sore, Menyanyi dan Mengamen lagi.heeee. Tapi, Entah
karena suaranya yang Kurang bagus
ataukan memang raut muka kami kurang memelas
mendalami karakter kami sebagai pengemis
atau karena pagi itu banyak yang berangkat ke kantor dan sekolah sehingga terburu-buru, kegiatan mengamen pagi
itu tidak seberuntung sore kemarin. Kalau sore kemarin banyak yang memberi uang
agak besar, kalo pagi itu banyak yang kurang respon dan banyak yang memberi
Uang Receh..Tapi Kami tetap Keep Smile,
bagi Kami receh – receh itu kalau dkumpulkan akan banyak juga. Ibarat pepatah
sedikit demi sedikit, Lama- lama menjadi Bukit..Receh demi Receh kalau
dikumpulkan akan menjadi Tidak receh lagi,heeeee...
Bermodalkan Botol Aqua Kami Menghibur Anda, Jangan Lupa recehnya..heee |
Sekitar
satu Jam Mengamen, kondisi lampu merah sudah agak sepi. saat itu juga melintas
sebuah Mobil bak terbuka bertuliskan Satpol PP melintas di Tugu pagi Itu.
Didalamanya ada beberapa Anggota Satpol PP yang sepertinya agak sangar – sangar
kalo di perhatikan. Melihat Mobil Satpol PP itu aku nyeletuk ke Arum. “Jangan – Jangan Mereka Mau Garuk kita lagi
Rum” sambil ku candain Si Arumnya.
Si Arum menjawab sambil Senyum, “Enggak ah palingan mereka mau Ngantor aja
Guys”. Tanpa mau berpikir panjang lagi, kami melanjutkan aksi mengamen kami
lagi. Mencari receh demi receh untuk aksi sosial di Banyumas nantinya. 15 Menit
kemudian dua berpakaian lengkap warna
Coklat, bersepatu boot hitam dengan ciri khasnya membawa pentungan memanggil kami berdua. Si Arum
hanya diam saat itu. Akupun sebenarnya juga deg-degan dipanggil Orang Itu, Yang ternyata adalah Satpol PP.
Tapi sebagai seorang lelaki dewasa dan menganggap aku adalah Super Hero , tak
mungkin ku biarkan Arum yang mendatangi 2 Satpol PP itu. Berusaha tetap tenang
akhirnya ku datangi 2 Satpol PP di
pertengahan lampu merah itu. Disaksikan para pengendara yang berhenti aku
diintrogasi 2 Satpol PP itu sekitar 10 Menitan di bahu jalan pertengahan lampu
merah pemisah antara kanan dan Kiri Jalan. Ujung –ujungnya mereka beneran mau
membawa aku sama arum ke Pos Satpol PP Kota Jogyakarta. Karena tidak mau
berlarut –larut masalahnya, dan juga takut kami digaruk beneran aku menjelaskan
kegiatan tentang GMB dan tujuan kami
mengamen di lampu merah ini. Ternyata Satpoll PP yang awalnya mukanya Sangar
mulai melunak.Mereka tidak jadi mengangkut kami, hanya saja alat musik Botol Aqua kami mereka sita. Buat alat Bukti kata mereka. Aneh –
aneh Juga pikirku mereka SATPOL PP ini. Tapi karena diminta, dengan Ikhlas Akhirnya
kuberikan alat musik botol Aqua ku ini. Baru kutahu, di Jogyakarta kegiatan
Mengamen ternyata tidak diperbolehkan, bahkan bisa didenda dan diancam kurungan
kata Mereka. Setelah Alat musik Ku serahkan, SATPOL PP tersebut ternyata tetap
memperbolehkan kami Meminta-minta di lampu merah, tapi dengan catatan tidak
mengamen. Dan disarankan memakai Kardus bertuliskan tujuan kami meminta dana
itu untuk apa, seperti kegiatan penggalangan Dana begitu kata mereka.”Siappp Ku bilang ke kedua Satpol PP itu”.
Ketika mereka meninggalkan kami menuju Mobil Mereka , kulihat diujung jalan
Puluhan Satpol PP ditambah 1 Mobil lagi sedang memperhatikan kami. Dalam hatiku,
Kemungkinan memang pada awalnya sepertinya mereka beneran berniat mengangkut kami
karena melihat kami Mengamen. Hal ini kusimpulkan karenn ketika Mobil Satpol
yang mendatangi kami pergi, satu Mobil diseberang jalan tadi Juga pergi. Untung
kami nggak jadi di Angkut paksa sama
Mereka. Coba kalo diangkut terus besoknya muncul di Koran paling Depan
bertuliskan” Dua Anak Muda GMB diangkut
Satpol PP karena Ngamen Tanpa Ijin” Pasti Bakalan bikin Heboh keluarga
besar GMB, Wkwkwkwkwkkwkwwk. Dari Kejadian ini akhirnya aku bisa mengambil
hikmah, bahwa SATPOL PP yang dimedia biasanya diberitakan sering galak dan menindas tak sebenarnya begitu, mereka masih punya
sisi baik. Contohnya ketika kami nurut kami tidak jadi diangkut Paksa ke Pos
Mereka. hehehehehehee
Numpang Makan di emperen warung Orang,Belinya ditempat lain padahal ..^_^ |
O
iya, belum kuceritakan kemarin sebelum mengamen
hari kedua sebenarnya ada hal lain dari perjalanan YA YLF GMB 2014 ini yang perlu kuceritakan di tulisan ini.
Tentang seseorang sangat berjasa
memberikan kami banyak Ilmu dan Hikmah tentang kehidupan yang kami rasa sangat
– sangat luar biasa dan Extra Wow . Orang luar biasa Itu adalah Pak Siswanto.
Si Aris biasanya memanggilnya Mbah.
Karena itu, kami ikut-ikutan memanggilnya Mbah juga. Pertemuan kami dengan Mbah
Sis sebenarnya alurnya agak panjang, mulai kami yang bingung mencari
penginapan malam itu,nyasar Ke SATPOL PP
Propinsi DIY buat Istirahat. Oyaa, ku Jelaskan , kalo Satpol PP yang yang mau
ngangkut Kami itu SATPOL PP Kota, kalau yang kami datangi Satpol PP Provinsi
DIY, dan sampai pada akhirmya tanpa
sengaja kami mennginap di Masjid Sultoni, di Kepatihan Kantor gubernur DIY. Mbah
Sis ini adalah penjaga masjid yang tanpa sengaja kami bisa bertemu dan membuka
hati kami. Beliau banyak memberikan kami wejangan bahwa orang hidup itu harus
siap senang, siap susah. Siap bersama keluarga siap juga berpisah dengan
keluarga. Dari ceritanya, dalam hatiku belum tentu ku bisa setegar mbah sis
ini. Dengan usia beliau yang tak muda
lagi, sekitar 70 Tahunan saat ini beliau harus pergi dari rumah karena konflik
dengan keluarga. Berapa puluh tahun lalu beliau ditinggal istrinya karena kehidupannya
mbah Sis yang miskin dan berkekurangan. Dulu Istrinya kabur dari rumah
kejakarta dan juga memiliki suami lagi di Jakarta tanpa sepengetahuan Mbah Sis.
Beliau sebenarnya dengan Istrinya itu (
Status saat ini belum Resmi cerai secara hukum ) memiliki beberapa anak dari pernikahan
dengan istrinya, Tapi beliau memilih tak ikut anak – anaknya karena prinsip
beliau, selama masih bisa mencari nafkah beliau tak ingin menumpang pada
anak-anaknya. Saat ini, Beliau memilih tidak tinggal dirumahnya dan memilih hidup sendiri. Tujuannya Mbah Sis
tidak mau tinggal dirumahnya adalah karena tidak ingin trauma. Tidak ingin
mengingat kembali saat Mbah Sis sering dicaci Istrinya,bahkan dulu sering mengalami
KDRT dari istrinya. Banyak Luka yang kulihat ada ditubuh mbah Sis, salah
satunya adalah karena KDRT dan perlakuan tidak semena-mena anak istrinya Mbah
Sis dengan suami barunya. Karena itulah saat ini mbah Sis memilih pergi dari rumah dan memilih
tinggal di Masjid kantor Gubernur DIY. Hidup nya Mbah ku pikir memang sangat memprihatinkan.
Bayangkan saja, setiap malam dia hanya tidur beralaskan tikar dilantai teras
depan masjid Sultoni, Aku bersama ketiga temanku merasakan 1 hari tidur
dilantai masjid sudah seperti masuk
angin malam itu. Tapi mbah Sis, meskipun dengan usianya yang sudah tak muda
lagi,dia tetap tidak memperdulikan itu. Belum lagi terkadang beliau untuk makan
kadang mengharapakan bantuan orang yang berkelebihan rejeki untuk memberinya.
Setiap
Pagi Mbah Sis bekerja sebagai Tukang Becak di daerah Malioboro. Setiap hari
penghasilannya tidak pasti. Kadang ada Penumpang, kadang sering tidak ada juga
karena di Malioboro sendiri Tukan becak sudah seperti semut apalagi usia Mbah
yang tak muda lagi juga mempengaruhi niat penumpang untuk menumpang becak
beliau. Satu kalimat beliau yang masih ku ingat sampai saat ini. Rejeki sudah ada yang mengatur, Yang penting
Jangan Tinggalkan Sholat kata beliau.Kalau kita mati bukan harta yang menolong
tapi ibadah yang menolong kita. SubhanaAllah, begitu tabahnya mbah Sis ini
menjalani hidup. Serasa sangat rendah aku dihadapana beliau, aku yang masih
sehat ini, masih muda ini malah masih sering bolong sholatku. Beda dengan Mbah
Sis yang dengan Kekuranganya masih tetap selalu bersyukur dan rajin sholatnya. Selain
Mbah Sis ini sangat sabar, beliau juga Lucu dan murah senyum . Aris pernah kena usilannya mbah Sis karena sholat Subuh
tak bangun-bangun dilemparkan pakai Tasbih besar.”Mbah ini Usil juga ya ternyata kubilang begitu “ beliau hanya
ngikik aja dengan tawa khas nya. Sebelum Berpisah pagi itu pun, Mbah Sis
memberikan Kami uang 20 Ribu untuk beli sarapan pagi katanya . Bisa
dibayangkan, sebenarnya kami tak tega menerima
melihat keadaan beliau seperti itu, tapi karena beliau bilang tak boleh
nolak rejeki ya sudah akhirnya kami terima. Belum lagi, Fadliana temen kami
dari Aceh, mendapatkan Tasbih Besar dari Mbah Sis. Tasbih berukuran jumbo yang
sangat besar itu sudah hampir 10 Tahun
dibawa mbah Sis dari Perguruan Tenaga dalamnya dulu dengan sukarela diberikan
ke Fadliana. Pesan beliau saat itu, Tasbih itu harus dijaga sebaik mungkin, dan
katanya memiliki kemampuan bisa melindungi Fadliana kalau misalnya ada apa-apa.
Wallahu Alam, tapi yang jelas, Pertemuan
dengan Mbah Sis menutup Manis Kegiatan hari terakhir Youth Adventure Kami di
Yogyakarta. Begitulah Hidup, Tidak ada Batas Untuk berbagi, Tak Harus menunggu
jadi Orang Kaya dulu baru memberi batinku. Dan Itulah yang dilakukan Mbah Sis
kepada kami berempat. Banyak pelajaran
yang ku ambil dari beliau dan pesan – pesan yang beliau berikan. Tentang
Kesederhanaan, Kesabaran, Rasa Syukur, Sebuah keterbatasan yang tak menghalangi
untuk Berbagi dan yang pasti Rasa cinta
Antar Sesama yang begitu tinggi. Kami meninggalkan kota Yogyakarta ya mbah
Sis,, sampai ketemu lagi dilain
waktu.doa kami, Semoga kelak, Kita bisa berjumpa kembali untuk saat- saat yang
lebih Indah, Terima Kasih untuk kebaikan dan
pesan – pesannya yang luar biasa bagi kami Anak Muda ini. Semoga kami
menjadi anak – anak muda yang pandai bersyukur dan tak lupa untuk selalu berbagi @_@..Menulis Tulisan ini, Aku pun jadi rindu
ingin bertemu mbah Sis lagi...
Bersama Orang Hebat Mbah Sis,sebelum meninhggalkan Yogya menuju Banyumas |
Pukul
17.00 WIB kami tiba di Banyumas, tepanya di Kecamatan Sokaraja Kidul, atau
lebih akrab Kampung Kelenteng Karena ruko-ruko disana banyak dimiliki orang
Cina. Sokaraja Kidul adalah Kecamatan sekaligus Desa di pengujung kabupaten
Banyumas. Tanpa ada kesengajaan juga kami turun disini karena memang kami hanya
minta sama kondektur bus diturunkan di Kabupaten Banyumas paling ujung. Kami
berpikir, kami salah memilih tempat karena sepanjang jalan kami melihat
pertokoan besar. Kami pun masuk disebuah gang yang sangat kecil dan gelap
diampit kanan kiri Toko yang besar,
hanya bisa dilalui satu motor
satu arah saja ,jadi sudah bisa dipastikan sekecil apa gang kami
masukin. Sekitar 150 meter dari Komplek pertokoan barulah kami tahu kondisi
dalamnya yang sebenarnya. Banyak perumahan masyarakat sudah seperti di komplek
perkampungan jakarta saja. Rumahnya ukuran mini dan masih banyak berdinding
kayu dan saling menempel satu sama lain Disana tanpa sengaja ada seorang remaja
yang sendirian sedang asyik nonton TV, tanpa ba bi bu lagi kami ijin masuk dan
mengutarakan maksud kedatangan kami mencari rumah pengurus RT ditempat itu. Tetapi ternyata pak RT tidak
ada dirumah karena jika siang beliau bekerja, Kami pun akhirnya ngobrol panjang
lebar dengan si pemilik rumah. Nama
pemuda itu ternyata syafiq. Dilihat sepintas mukanya seperti keturunan arab dan
badannya menjulang tinggi kurus sekitar 175 Cm. Karena kelelahan dan rasa lapar
yang menggelayuti kami, akhirnya kamipun
meminta ijin istirahat dengan syafiq yang ternyata sedang sendiri dirumah. Ku
lihat Arum dan Fadliana paling senang diantara kami berempat karena kami bisa
istirahat disitu.berkali-kali mereka
bilang Syafiq cakep. Biasalah perempuan kalo liat sesuatu agak bening matanya hijau
bilang ku ke mereka.heeeeeeee
Selang
30 menitan Ibunya Syafiq datang, Kami mulai memperkenalkan diri satu – persatu
kepada beliau. Nama beliau adalah Ibu Subingah. Ibu Subingah ternyata menyambut
kami dengan senang, bukan menyambut sih sebenarnya, bisa dikatakan kedatangan
tamu tak diudang lah istilahnya karena kami duluan datang dirumah pas ibuknya
belum datang. Sekitar 5 Menitan ngobrol – ngobrol Ibu Subingah langung
bertanya. “Kalian sudah pada makan belum”???dengan khas logat Ngapak-ngapaknya.
Kami kompak jawab” “Belum buk”,,sambil
cengengesan malu-malu kami menjawabnya. Spontan Ibu Subingah menurunkan banyak Kue-kue Kering dari meja etalase.Maklum,
Posisi kami saat itu selonjoran dilantai. Mungkin sudah ada feeling kali ya,diliat
raut muka –muka kami yang kelaparan dan memelas
ini sehingga Ibu Subingah langsung memberi kami kue dan minum tanpa kami
memohon-mohon terlebih dahulu bahkan
membelikan kami 4 Nasi bungkus di warung dekat rumah.
Bersama Ibuk Subingah,,Ibuk Baru Kami...Semoga Sehat Selalu ^_^ |
Syafiq
dan Ibu Subingah ternyata sangat ramah dengan kami berempat, kami bercerita
banyak hal layaknya sudah saling kenal sebelumnya. Padahal baru sekali tanpa
sengaja itu kami bertemu. Dari cerita-cerita ternyata kami baru tahu bahwa
keluarga Syafiq sebenarnya sedang berduka. Belum genap 30 hari yang lalu Ayah
Syafiq meninggal dunia karena sakit. Ibuk Subingah banyak bercerita sore itu
dan merasa senang didatangi kami berempat karena rumah jadi rame bilangnya.
Bahkan ketika ku bilang, mamahnya Syafiq mamah baru kami juga malah beliau keliahatan sangat senang sekali.
Obrolan pun berlanjut sampai pada akhirnya kami tanya-tanya seputaran kampung
ini, termasuk siapa-siapa pengurus RT disini.Oya, nama Kampung yang kami
datangi adalah kelurahan Sokaraja Kidul RT 01, RW 03. Berkat informasi Syafiq dan juga Ibuk Subingah juga, malam itu
kami dihubungkan dengan pengurus RT. Aris dan Arum bertanggung jawab mengumpulkan masyarakat
kurang mampu bersama pengurus RT, sedangkan Aku dengan Fadlian bertugas belanja
sembako dan Alat- alat sekolah untuk adek – adek disitu. Dengan Waktu yang sangat
mepet, Ba”da Isya diagendakan kami bertemu masyarakat. Karena itu aku dan
Fadliana sesegera mungkin belanja. Ternyata toko yang jualan sembako disitu
tidak ada. Yang ada adalah Supermarket, itupun ternyata lumayan jauh sekitar
500 Meter dari rumah Syafiq. Aku dan Fadliana menyusuri jalan yang lumayan sepi
dan sampailah disupermarket itu.barang belanjaan saat itu ternyata banyak
sekali dan berat seperti Beras, Gula, dll, padahal kami hanya berdua, tapi
dengan semangat yang luar biasa,disepanjang jalan aku salut dengan perjuangan
Fadliana, hampir 50 Kg kami bagi berdua
tenteng Sembako itu ditangan kanan dan
kiri masing-masing dengan tekad yang
kuat dan membuktikan kewonder womanannya Fadliana, Fadliana bisa membawa
barang-barang sampai rumah syafiq. Dalam hatiku, ini perempuan mantan atlet angkat
berat kali ya??? Heeeee :P
Malampun
tiba, akhirnya sembako dan kebutuhan lainnya pun kami bagi-bagi kan ke
masyarakat. Kepada lansia, Janda, Anak – anak usia sek kolah dan masyarakat miskin lainnya ditempat
tersebut. Selain membagikan sembako kami juga banyak sharing dan Sosialisasi
tentang kesehatan, pendidikan dan juga
memberikan motivasi-motivasi dengan masyarakat ditempat ini..Trenyuh aku
sebenarnya dengan masyarakat di daerah itu. Bantuan kami yang tak seberapa ini
ternyata bagi mereka sangat berharga. Berkali – kali mereka mengucap terima
kasih ke kami. Kata mereka sangat jarang ada orang yang mendatangi kampung
mereka untuk memberi bantuan. Pengurus RT bahkan meminta kami berlama-lama
untuk tinggal dikampung itu. Tapi apalah daya,waktu kami tak lama karena harus
memenuhi tanggung jawab kami di Jakarta.
sedih sebenarnya bertemu mereka yang hanya sebentar ini. ingin kami berlama-lama bersama mereka. Berbuat lebih
banyak untuk kampung mereka.Untuk menghibur mereka ketika kami pamitan , akupun
berucap “nanti ya Bapak dan Ibuk , doakan
kami jadi tetap sehat dan memiliki banyak Rejeki, Insya Allah kami datang ke kampung ini dan
kita bisa membantu lebih banyak lagi ku bilang”. Semuanya mengamini dan
melepas perpisahan ini dengan sangat mengharukan. Suatu saat, ketika Aku sudah
jadi orang yang benar-benar mapan aku punya janji untuk bisa memberi bantuan
lagi ke Kampung Ini. bagi Kami kampung ini kampung kedua kami yang telah
membuka mata hati kami. Bahwa masih banyak orang diluar sana yang membutuhkan
kepedulian kita. Kepekaaan kita untuk Berbagi dan keikhlasan untuk memberi.
Sampai sekarang komunikasi ku dengan Keluarga Syafiq pun masih lancar. Lewat
dunia maya kami sering ngobrol. Terima Kasih Syafiq dan Ibuk Subingah sebagai
mamah dan keluarga baru kami. Aku
akan selalu ingat kebaikan keluarga ini
memperlakukan kami, aku akan selalu
ingat janji ku untuk membantu
kampung ini lebih banyak lagi suatu saat nanti bagaimanapun caranya. Terima
kasih masyarakat Sokaraja Kidul. Saatnya kami pamit dan menuju jakarta. Semoga
kalian semua sehat, Smoga Kalian semua bisa hidup lebih baik Lagi...Kami Sayang
Kalian, Kami akan merindukan Kampung ini...Dan Bus Pun Melaju dengan kencangnya
seolah –olah tak ingin kami terlalu lama bersedih disini karena berpisah dengan
mereka. Bus mengantarkan kami ke Jakarta tepatnya di PPPON Wisma Kemenpora RI dalam
Kegiatan lanjutan YA YLF GMB 2014.
Bersama Salah Satu Lansia, |
Kebahagiaan Mereka, Senyum Mereka adalah Berkah Bagi Kami |
Kamis, 20 Februari 2014
Cerita Youth Adventure - Youth Leaders Forum GMB 2014
Cerita Ku di Youth
Adventure GMB 2014
Berawal Dari Hal
Kecil Yang Menjadikan Ku Besar.
29 Februari 2014, di Stasiun Senen Jakarta, lalu
lalang kendaraan yang begitu ramai
menjadi saksi perjumpaan kami empat
Pemuda peserta GMB 2014 bertemu untuk pertama kalinya. Saya sendiri
Suprayitno dari Kalimantan Tengah, Andi
Irawan dari Aceh, Gusti Ayu Made Dian dari
Bali dan Fatin Dinni Inayah dari DKI Jakarta. Ketiga pemuda hebat inilah
yang mengawali perjumpaan saya secara nyata dengan pemuda hebat lainnya peserta
Youth Adventure dan Youth Leaders Forum GMB 2014.
Meskipun baru pertama kali bertatap muka, kami
sudah mulai akrab dan merasa nyambung ngobrol kesana – kemari di stasiun Senen. Dari pertama sampai ke
Ibukota, aku sudah merasakan pengalaman yang luar Biasa. Pengalaman pertama
yang mengesankan adalah ketika dari Gambir menuju kestasiun senin, abang saya
dari Aceh, Andi Irawan mengajak naek Bajai. Hal ini bagi orang-orang tertentu
mungkin biasa – biasa saja. Tapi bagi saya ini menjadi pengalaman awal yang
luar biasa. Hal ini karena ini adalah untuk pertama kalinya pengalaman saya naek Bajai . Maklum di
Palangka Raya model transportasi seperti ini belum ada. Sekitar pukul 15.00 WIB
saya sampai stasiun senen bersama Bang Andi Irawan. disana sudah ada dua sahabat
kami yaitu mbak Dian dan Fatin yang sama
–sama baru tiba di stasiun senen. Kereta malam
kelas Bisnis Jakarta – Yogyakarta kami pilih untuk mengantarkan kami
bertemu dengan Pemuka pemuda peserta YA – YLF
GMB 2014. Jadwal keberangkatan
kereta Pukul 21.00 WIB, Sedangkan saat ini masih pukul 15.00 WIB. Masih cukup
lama memang sekitar 6 Jam baru berangkat
kereta, karena itu kami manfaatkan waktu menunggu kereta di stasiun
senen sambil ngobrol dan sesekali saling
bercanda untuk mengakrabkan kami yang memang baru pertama kalinya bertemu
secara langsung. Pukul 21.00 Kereta berangkat dari Jakarta menuju Yogyakarta.
Kekhawatiran ku mabuk, masuk angin, dll tidak terbukti. Maklum ini ada
pengalaman pertama juga aku naik kereta api lintas Provinsi, lumayan lama
sekitar 8 Jam an diperjalanan. Mungkin
karena motivasi yang luar biasa untuk ikut GMB dan juga semangat dari Bang
Andi, Dian dan Fatin dengan Banyolan mereka yang lucu selama di dalam
kereta inilah menjadikan perjalanan yang
awalnya ku khawatirkan mabuk perjalanan ternyata menjadi sangat menyenangkan dan mengesankan.
Hari Pertama Tiba Di Yogyakarta Bersama Bang Andi,Mbak Dian, Fatin |
Tanggal 30
Januari, Sekitar Pukul 06.00 WIB kami
sampai di Stasiun Tugu Yogyakarta. Di Stasiun kami sudah disambut dengan
senyumnya yang khas, Mas Janu Muhammad. Beliau adalah salah satu peserta YA YLF
GMB 2014 yang berasal dari Yogyakarta. Pertama kali melihat mas Janu saya
berpikir apa beliau Pak Jokowi???atau mungkin keluarga nya Pak Jokowi?karena
dari senyumnya, penampilannya maupun gaya bicaranya sekilas sangat mirip dengan Pak Jokowi. Tapi
ternyata setelah ditelusuri mas Janu
tidak ada hubungan keluarga dengan Pak Jokowi. Dalam hati saya hanya
berkata, inilah beberapa hal hebat yang saya temukan. Meskipun belum kegiatan
sudah banyak aura positif dan hal – hal unik yang saya dapatkan di YA YLF GMB
2014 ini. Kegiatan YA YLF GMB 2014 baru dimulai registrasi tanggal 01 Februari
2014. Itu tandanya kami datang 2 hari sebelum kegiatan dimulai. Kami berempat
sengaja datang duluan ke Jogyakarta karena ingin mengenal lebih dekat Kota
Gudeg ini. Karena kami pikir nanti pas kegiatan dimulai, kami tak bisa
kemana-mana. selama dua hari sebelum acara dimulai di Yogyakarta, Mas janu
sebagai tuan rumah menghibur Kami dengan mengajak mengenal lebih dekat Kota
Yogyakarta, Mengajak kami Jalan ke Keraton, Jalan ke Gunung Api Purba di
kabupaten Gunung Kidul, Ke Danau Buatan nglanggeran dan hal –hal positif
lainnya. Satu lagi yang tak terlupakan. Diajak berkunjung ke kampusnya Mas Janu
yaitu Universitas Negeri Yogyakarta, shalat Jum’at disana dan tak sengaja
bertemu Evans Dimas, Kapten Timnas Indonesia U-19 Yang mengantarkan Indonesia Meraih
Piala AFF U-19 tahun 2013.
Diajakin Tuan Rumah, Mas Janu Touring Sebentar ^_^ |
Gak sengaja ketemu Evans Dimas, Shalat Jum'at Bareng @Masjid UNY |
Akhirnya, tanggal 01 Februari Pukul 14.00
WIB pun datang. Itu artinya kami harus
fokus ketujuan awal yaitu kegiatan Youth Adventura & Youth Leaders Forum
GMB 2014 . Dari penginapan sekitar malioboro kami bertujuh yaitu saya sendiri,
bang Andi Irawan, Mbak Dian, Fatin, Aris Munandar Sofyan, Bang Edi Fadhil, dan
Aprida Sondang menuju Anak Wayang
Indonesia (AWI) yang tak jauh dari Malioboro unuk melakukan registrasi. Di
sinilah awal kami berjumpa secara keseluruhan antara peserta dan Volunteer
kegiatan YA YLF GMB 2014. Dari yang awalnya hanya berkomunikasi di media
sosial,akhirnya kami bisa bertemu secara langsung. Ketemu kak Agustina,
satu-satunya Volunteer yang selalu menjadi tempat saya sharing dari awal ikut
seleksi sampai benar-benar merasakan dahsyatnya kegiatan ini, Ketemu Bang Azwar
Hasan selaku inisiator GMB dan juga ketemu peserta GMB dan Volunteer lain yang
begitu luar biasanya.
Tiba di Bumi Perkemahan Sumber Boyong, Yogyakarta |
Hari pertama setelah registrasi, Kami mendapatkan
tantangan dari Volunteer untuk membelanjakan Rp 75.000, - untuk makan malam
kami. Belanja diberikan waktu 15 Menit, Tidak boleh memakai uang pribadi dan
harus cukup untuk satu kelompok (Saya, Yaumil, Devi,Fadliana,Lizar,)ditambah 2
tamu yang berkunjung nanti malam kata Volunteer saat itu. Sekitar 10 Menit,
dengan diskusi yang panjang diantara kami akhirnya kami memutuskan masak Nasi
Goreng untuk tantangan nanti malam.
Malam pun akhirnya datang, Kelompok kami segera masak untuk makan Malam yaitu
nasi Goreng Special Pake telur. Kesulitan
demi kesulitan selama memasak berhasil kami atasi. Mulai dari sulitnya menyalakan
Api,Tidak cukup nya tempat untuk memasak Nasi sampai pada akhirnya gosongnya
tempat kami memasak menjadi cerita tersendiri. Nasi Gorengpun akhirnya jadi. Kesabaran
kami memasak menjadikan Nasi Goreng Special Kami selesai tepat waktu. Satu
lagi, Terinsiprasi oleh kalimat bang Azwar dan Kak Agustina tentang penilaian masakan Telur
goreng kami yang agak Gosong dan Berasap maka malam itu kami memberikan
nama kelompok kami Kelompok Telur Asap.heheheehehe
Kegiatan Youth Adventure & Youth Leaders
Forum GMB 2014 dibagi menjadi 2 sesi.
Sesi pertama adalah Youth Adventure berupa kegiatan Ziarah Pengemis ( A Journey
of Receiving ) dan Ziarah Pendarma ( A Journey Of Giving Back ) dari Yogyakarta
ke Jakarta.untuk kegiatan Youth Adventure ternyata saya satu Kelompok dengan
Aries Munandar dari Lampung , Fadiana dari Aceh dan Arumdari dari Jawa Barat. Minggu, 02 Februari
2014 Perjalanan Youth Adventure dimulai oleh Peserta GMB 2014. Perjalanan darat
antara Yogyakarta dan Jakarta bermodalkan uang bergambar Soekarno – Hatta sebanyak
4 lembar untuk empat orang, selama kurang lebih 2 Hari 2 Malam Yogyakarta - Jakarta akan menjadi
sejarah yang tak akan terlupakan bagi kami,
kecuali raga kami tak ada lagi. Itu adalah harapan kami, dari dalam lubuk hati kami yang
paling dalam. Sang mentari sudah hampir lelah ketika melepas kami, itu tandanya
sudah hampir sore. Kulihat jam ditangan menunjukkan waktu Pukul 15.00 WIB ketika
kami harus berpisah dengan kelompok lain dan diturunkan Bus panitia di Tugu
Mangkubumi Yogyakarta.
Sang Tugu Mangkubumi Yogyakarta menerima kedatangan
kami dengan gembira sepertinya. Nampak dari
auranya yang berwarna putih menjulang tinggi, tak menggambarkan sebuah
kesedihan. Sang Tugu Seolah-olah kedatangan teman untuk menemaninya berdiri di
Tugu Nol Yogyakarta, menemaninya menjadi saksi sejarah kehidupan di Yogyakarta
beserta kehidupan masyarakat Yogyakarta yang damai dan begitu sangat ramah. Ini
bisa kunilai, perlakuan masyarakat Yogyakarta berbeda seperti yang kualami di
kota – kota besar lainnya. Selama dua
hari tinggal disini aku merasa nyaman di kota Gudeg ini. Selain makanan
dan keperluan yang murah meriah, masyarakatnya juga sangat ramah. .kami pun
senang bisa diturunkan di Tugu ini. Tapi kami tidak akan larut dalam
kesenangan, karena tujuan kami ikut GMB ini bukan untuk sekedar senang-senang,
tapi untuk mencari Ilmu yang tak akan pernah didapatkan di tempat lain.
Tas yang bertumpu dengan manjanya dipunggung mulai
kami titipkan di Pos Polisi dekat Tugu. Tak lupa kami minta ijin ke sang pemilik rumah,
untuk menitipkan barang – barang kamii sembari mengenalkan Apa itu GMB kepada
pak Polisi yang awalnya kelihatan galak
tapi ternyata ramah dan murah senyum itu. Pendapatan hari ini lumayan, jadi
Pengamen dengan lagu andalan “ Tanah Air
Beta “ cukup membuat orang-orang yang
berhenti di lampu Merah Tugu Yogyakarta sepertinya terpanggil hatinya untuk
memberikan sedikit rejekinya untuk kami keempat pemuda ini. Meskipun tak semua
berbaik hati memberikan sedikit
recehnya, tapi itulah watak manusia terkadang yang kita pikirkan tak sama
dengan apa yang mereka pikirkan. Meskipun begitu, yang memberi dan tak memberi selalu kami doakan yang
terbaik..
Tanah Air Ku tidak ku lupakan,,Jreng - Jreng... Sambil Mennyanyi dapat Duit |
Menghitung Receh Bersama Bunda Fadliana |
Hampir dua jam sudah kami mengamen di Tugu
Yogyakarta ini, Lumayan, Banyak dermawan yang baik hati memberikan sedikit Rejeki mereka. Kami Hampir mendapatkan Rp. 300.000,- selama 2 Jam Mengamen. Dari mengamen ini, banyak hal yang ku ambil Hikmahnya, tentang keberanian, tentang Berharganya uang Receh 200 perak, 500 Perak, dan Juga Pertaruhan Harga diri. Matahari kulihat sudah mulai lelah dan mulai sembunyi di ufuk
barat.Sebentar lagi pertanda magrib memanggil , saya beserta kelompok menyudahi
Ngamen untuk sore ini. Kami pun mulai
memikirkan mencari penginapam untuk sekedar melepas lelah malam ini. Setelah
hampir Larut malam, berjalan lumayan agak jauh dari Tugu Mangkubumi ke Malioboro kami mengisi perut untuk malam
ini. Untuk menghemat uang dari Volunteer dan Komitmen kami menjaga integritas
kami, maka untuk makan malam ini kami cukup membeli nasi Putih 4 Bungkus dan 2
Gorengan. Total untuk kami Makan Malam ini adalah 10 Ribu rupiah untuk berempat.
Meskipun baru dipersatukan beberapa hari tapi kami sudah sangat dekat seperti
keluarga sendiri,bahkan mbak fadliana
sudah kami anggap seperti Ibu sendiri, kami memanggilnya bunda karena
sifat keibuannya memberi perhatian kepada kami selama perjalanan Youth
Adventure.
Inilah perjalanan yang luar biasa, benar-benar ajang untuk mengenal
diri siapa aku,kamu,kita dan mereka sebenarnya. Perjalanan yang aku rasa
sebagai jalan terbaik membuka topeng kita. Karena selama perjalanan ini
watak dan karakter kita yang sebenanrnya sudah bisa dilihat orang lain tanpa
harus menunggu lama untuk saling kenal. Perjalanan youth Adventure ini aku katakanan sebagai bagian membuka Topeng Diri Kita. Watak yang
bagus benar –benar baik kelihatan baik, yang kurang baik benar-benar kelihatan
tanpa bisa ditutupi lagi. Inilah bagian dari Mengenal diri,tidak hanya mengenal
diri sendiri tetapi juga mengenal teman sekelilingnya, saudara sekelilingnya
untuk sama-sama mengingatkan ketika salah, mengajak kepada kebaikan, Saling
Berbagi dan saling menjaga kepercayaan satu sama lain.Integritas,Integritas,Integritas
Itulah yang selalu ada di kepala kami saat itu selama Youth Adventure ini..Komitmen
menjaga Integritas ini tentunya tak akan
dilakukan hanya ada selama kegiatan ini berlangsung, kelak ketika kami sudah
kembali ke daerah kami masing-masing, seperti saat tulisan ini ku buat di
Palangka Raya, Alhamdulillah Komitmen utk menebar kebaikan, untuk menjaga
Integritas yang ada dalam diri ini masih terjaga dengan sangat baik…. Salam Berbagi,,,,Tetap
Ikhlas Untuk Memberi..
Langganan:
Postingan (Atom)