Kamis, 27 Maret 2014

TENTANG PULAU KALIMANTAN

SINGKAT NAMA PULAU KALIMANTAN

    gbr. peta kalimantan tahun 1670 oleh Belanda.


Mungkin ada yang bertanya - tanya apa sih Pulau Kalimantan itu dan arti dari nama Kalimantan itu sendiri, dibawah ini ada beberapa penjelasan singkat mengenai hal itu :



GEOGRAFIS

Pulau Kalimantan terletak di sebelah utara pulau Jawa, sebelah timur Selat Malaka sebelah barat pulau Sulawesi dan sebelah selatan Filipina. Luas pulau Kalimantan adalah 743.330 km².

Pulau Kalimantan dikelilingi oleh Laut China Selatan di bagian barat dan utara-barat, Laut Sulu di utara-timur, Laut Sulawesi dan Selat Makassar di timur serta Laut Jawa dan Selat Karimata di bagian selatan.

Gunung Kinabalu (4095 m) yang terletak di Sabah, Malaysia ialah lokasi tertinggi di Kalimantan. Selain itu terdapat pula Gunung Palung, Gunung Lumut, dan Gunung Liangpran.

Sungai-sungai terpanjang di Kalimantan adalah Sungai Kapuas (1143 km) di Kalimantan Barat, Indonesia, Sungai Barito (880 km) di Kalimantan Tengah, Indonesia, Sungai Mahakam (980 km) di Kalimantan Timur, Indonesia, Sungai Rajang (562,5 km) di Serawak, Malaysia.

Jalan Nasional RI di Kalimantan sepanjang 6.075,97 km yang secara umum dengan kondisi mantap baru mencapai 77%.[32]




ETIMILOGIS KALIMANTAN

Asal – usul nama kalimantan tidak begitu jelas kapan dan siapa pencetus utamanya, namun ada beberapa versi berbeda yang mengungkapkan hal tersebut :

1. "Kalimantan" - "Klemantan.
Menurut C. Hose dan Mac Dougall, "Kalimantan" berasal dari nama-nama enam golongan suku-suku setempat yakni Iban (Dayak Laut), Kayan, Kenyah, Klemantan (Dayak Darat), Murut, dan Punan. Dalam karangannya, Natural Man, a Record from Borneo (1926), Hose menjelaskan bahwa Klemantan adalah nama baru yang digunakan oleh bangsa Melayu. Namun menurut Slamet Muljana, kata Kalimantan bukan kata Melayu asli tapi kata pinjaman sebagai halnya kata Malaya, melayu yang berasal dari India (malaya yang berarti gunung).

2. "Pulau Goyang'' atau "Bagawan Bawi Lewu Telo"
Adapun nama yang yang diberikan oleh warga setempat pada zamannya adalah "Pulau Goyang" atau "Bagawan Bawi Lewu Telo" Menurut sejarah / tetek tatum, asal mula nama Pulau Goyang  atau Bagawan Bawi Lewu Telo terdapat dalam bahasa Dayak Sangiang/Bahasa Sangiang/Bahasa ke-Sanghiangan (Dayak Kuna) yang berarti : ("Goyang" : Suci dan "Bagawan Bawi Telo" : Negeri tempat tiga putri).

3. "Kalamnthana", "Quallamontan" dan atau "K'Lemantan"
Pendapat yang lain menyebutkan bahwa Kalimantan atau Klemantan berasal dari bahasa Sansekerta, Kalamanthana yaitu pulau yang udaranya sangat panas atau membakar (kal[a]: musim, waktu dan manthan[a]: membakar). Karena vokal a pada kala dan manthana menurut kebiasaan tidak diucapkan, maka Kalamanthana diucap Kalmantan yang kemudian disebut kepada penduduk asli Klemantan atau Quallamontan yang akhirnya diturunkan menjadi Kalimantan. Terdapat tiga kerajaan besar (induk) di pulau ini yaitu Borneo (Brunei/Barune), Succadana (Tanjungpura/Bakulapura), dan Banjarmasinn (Nusa Kencana). Penduduk kawasan timur pulau ini menyebutnya Pulu K'lemantan, orang Italia mengenalnya Calemantan dan orang Ukraina : Калімантан.

4. "Sungai Intan"/"Bakulapura"-"Tanjungpura"
Jika dilihat dari bahasa Jawa, nama Kalimantan bisa dapat diartikan "Sungai Intan".
Sepanjang dalam sejarahnya, Kalimantan juga dikenal dengan nama-nama yang berbeda. Kerajaan Singasari, misalnya, menyebutnya "Bakulapura" yaitu jajahannya yang berada di barat daya Kalimantan. Bakula dalam bahasa Sanskerta artinya pohon tanjung (Mimusops elengi) sehingga Bakulapura mendapat nama Melayu menjadi "Tanjungpura" artinya negeri/pulau pohon tanjung yaitu nama Kerajaan Tanjung Pura yang sering dipakai sebagai nama pulaunya. Sementara Kerajaan Majapahit di dalam Kakawin Nagarakertagama yang ditulis tahun 1365 menyebutnya "Tanjungnagara" yang juga mencakup pula Filipina seperti Saludung (Manila) dan Kepulauan Sulu.

5. "Rahvanadwipa"
Dan sebuah julukan dari pada zaman kerajaan majapahit sering atau mendapat sebuah julukan yaitu “Rahvanadwipa” yang berarti (“Rahv[w]ana” : Rahwana dan “Dwipa” : Pulau) Jadi dapat diartikan sebagai “Pulau Rahwana”, karena pada zaman itu kita tahu sendiri sebelum terjadinya kesepakatan perjanjian tumbang anoi pada tahun 1894 tradisi “Headhunting” itu sudah menjadi hal yang biasa bagi masyarakat asli setempat dan lain sebagainya. Namun kita disini tidak akan membahas itu jauh lebih dalam.

6. "Nusa Kencana" dan "Negeri Alengka"
Sebutan "Nusa Kencana" adalah sebutan pulau Kalimantan dalam naskah-naskah Jawa Kuno seperti dalam Ramalan Prabu Jayabaya dari masa kerajaan Kadiri (Panjalu), tentang akan dikuasainya Tanah Jawa oleh bangsa Jepang yang datang dari arah Nusa Kencana. Memang terbukti sebelum menyeberang ke Jawa, tentara Jepang terlebih dahulu menguasai ibukota Kalimantan saat itu yaitu Banjarmasin. Nusa Kencana sering pula digambarkan sebagai Tanah Sabrang yaitu sebagai perwujudan Negeri Alengka yang primitif tempat tinggal Para Raksasa di seberang Tanah Jawa. Di Tanah Sabrang inilah terdapat Tanah Dayak yang disebutkan dalam Serat Maha Parwa.

7. "Warunadwipa" dan "Chin Li 'I Shih
Nama pulau terbesar ketiga di dunia ini juga adalah Warunadwipa yang artinya Pulau Dewa Laut.
Kalimantan dalam berita-berita China (T’ai p’ing huan yu chi) disebut dengan istilah Chin li p’i shih.

8. "Pulau Hujung (P'ulo Chung)" dan "Borneo"
Orang Melayu menyebutnya Pulau Hujung Tanah (P’ulo Chung). Borneo adalah nama yang dipakai oleh kolonial Inggris dan Belanda.
Pada zaman dulu pedagang asing datang ke pulau ini mencari komoditas hasil alam berupa kamfer, lilin dan sarang burung walet melakukan barter dengan guci keramik yang bernilai tinggi dalam masyarakat Dayak. Para pendatang India maupun orang Melayu memasuki muara-muara sungai untuk mencari lahan bercocok tanam dan berhasil menemukan tambang emas dan intan di Pulau ini.

9. "Tanjung Negara"
Sebutan Tanjung Negara adalah nama yang tercantum dalam Atlas Nederland Indie tahun 1938. Nama ini digunakan pada abad ke-13 semasa Kerajaan Hindu.
Tanjung Negara maksudnya disini adalah ‘pulau’ atau ‘negara’ yang banyak memiliki tanjung (laut). Sedangkan Kalimantan adalah nama yang lahir semasa Kerajaan Islam abad ke-16, pada masa Pangeran Samudra (Pangeran Suriansyah) [1526 M - 1545 M] atau Mahurum yang memegang tampuk pemerintaham di kuin Banjarmasin. Ada dua macam pengertian mengenai nama Kalimantan :
  1. Kali ‘sungai’ mantan ‘besar’; Kalimantan artinya pulau yang memiliki sungai yang besar-besar.
  2. Kalimantan artinya nama semacam pohon buah asam yang banyak terdapat di Kalimantan. Kata mantan juga besar.

Kini Pulau Kalimantan merupakan salah satu lumbung sumberdaya alam di Indonesia memiliki beberapa sumberdaya yang dapat dijadikan sebagai sumber energi, diantaranya adalah batubara, minyak, gas dan geothermal.Yang luar biasa ternyata Kalimantan memiliki banyak cadangan uranium yang bisa dipakai untuk pembangkit listrik tenaga nuklir. Disamping itu Kalimantan juga memiliki potensi lain yakni sebagai penyedia sumber energi botani atau terbaharui. Sumber energi botani atau bioenergi ini adalah dari CPO sawit.


Sumber : http://simpeipenyang.blogspot.com/2012/02/singkat-nama-pulau-kalimantan.html

Kamis, 13 Maret 2014

TIADA BATAS UNTUK BERBAGI ( Gerakan Mari Berbagi 2014 )



CErita Perjalanan YA YLF Gerakan Mari Berbagi  2014 ( Part 2 ) 
TIADA BATAS UNTUK BERBAGI


Tanah airKu tidak Kulupakan
Kan Terkenang Selama Hidup ku
Biarpun saya Pergi jauh
Tidak kan hilang dari Kalbu
Tanah Ku yang Kucintai
Engkau Ku hargai

Tanpa sengaja, Lagu yang diputar disebuah stasiun Televisi  swasta malam  ini membuat ku tak Bisa Tidur. Iya benar sekali, rasa-rasanya ketika ku mendengar lagu Ciptaan Ibu Sud  itu aku kembali diingatkan perjalanan kami dalam kegiatan YA YLF GMB 2014. Pantas saja, tak mudah bagi ku melupakan memori itu apalagi mendengar kembali lagu  itu. rasanya ingin meneteskan air mata. Mengulang moment itu, mengulang saat-saat itu, Bertemu Kalian .Karena bagi ku semuanya sangat sangat mengesankan. Dengan menulis Cerita ini aku berharap, kenangan YA YLF GMB 2014 akan Abadi.

Pagi Itu, tanggal 02 Februari 2014  sekitar pukul 06.00 WIB di Tugu Yogyakarta empat pemuda, masing – masing dua laki – laki dan dua perempuan  sudah berdiri  di dekat  lampu merah tugu. dari raut mukanya sepertinya mereka bukan penduduk Yogyakarta. Dilihat sepintas dari gaya bicaranya mereka berasal dari berbagai daerah. Sepertinya Logat bahasa mereka ada yang dari  Kalimantan, Aceh, Jawa Barat dan Lampung. Tak perlu diterka –terka karena memang sepertinya  sudah benar mereka bukan  penduduk asli Yogyakarta. Di Kokarde mereka ada identitas mereka masing – masing adalah Suprayitno dari Kalimantan Tengah, Aris Munandar Sofyan Dari lampung, Fadliana dari Aceh dan Arumdari dari Jawa Barat. Selain kokarde ada tanda pengenal lain yang  dipakai oleh keempat orang pemuda saat itu. Sebuah PIN berukuran sekitar 4 cm bertulisan GERAKAN MARI BERBAGI. pengenal itu sepertinya digunakan untuk menarik perhatian orang  yang berhenti di Lampu Merah saat itu.
 
Matahari mulai menampakkan wajah manisnya pagi itu menyambut hari ini. Pertanda hari ini cerah, dan semoga tak hujan seperti tadi Malam ucap Arumdari, Gadis berjilbab asal Jawa Barat pagi itu. Keempat Pemuda itu kemudian segera bergegas berbagi Tugas. 2 Orang masing – masing  Aris Munandar dan Fadliana keliling menjual Baju anak – anak diseputaran pertokoan  Tugu Yogyakarta. Dua lainnya, Suprayitno dan Arumdari bertugas mengamen kembali seperti sore kemarin. Lagu Ciptaan Ibu Sud, Tanah Airku menjadi lagu wajib yang dinyanyikan sepanjang  mengamen saat itu. Berbekal alat musik botol Aqua dimasukin kerikil, dengan pakaian clana training dan muka –muka lusuh yang memang belum mandi pagi itu, aku bilang ke Arum,”sudah sangat mirip sekali kita  seperti  pengamen-pengamen jalanan yang profesional kita ini ya Rum. Dia Pun Menjawab “ Itu sih Elo Bukan Gue”,Dengan logat Khas Jakarta yang dilucu-lucuin membuat aku ketawa ngikik. Kami pun beraksi seperti kemarin Sore, Menyanyi dan Mengamen lagi.heeee. Tapi, Entah karena  suaranya yang Kurang bagus ataukan memang raut muka kami  kurang memelas mendalami karakter kami sebagai pengemis  atau karena pagi itu banyak yang berangkat ke kantor dan sekolah  sehingga terburu-buru, kegiatan mengamen pagi itu tidak seberuntung sore kemarin. Kalau sore kemarin banyak yang memberi uang agak besar, kalo pagi itu banyak yang kurang respon dan banyak yang memberi Uang Receh..Tapi Kami  tetap Keep Smile, bagi Kami receh – receh itu kalau dkumpulkan akan banyak juga. Ibarat pepatah sedikit demi sedikit, Lama- lama menjadi Bukit..Receh demi Receh kalau dikumpulkan akan menjadi Tidak receh lagi,heeeee...

Bermodalkan Botol Aqua Kami Menghibur Anda, Jangan Lupa recehnya..heee
Sekitar satu Jam Mengamen, kondisi lampu merah sudah agak sepi. saat itu juga melintas sebuah Mobil bak terbuka bertuliskan Satpol PP melintas di Tugu pagi Itu. Didalamanya ada beberapa Anggota Satpol PP yang sepertinya agak sangar – sangar kalo di perhatikan. Melihat Mobil Satpol PP itu aku nyeletuk ke Arum. “Jangan – Jangan Mereka Mau Garuk kita lagi Rum” sambil ku candain  Si Arumnya. Si Arum  menjawab sambil Senyum, “Enggak ah palingan mereka mau Ngantor aja Guys”. Tanpa mau berpikir panjang lagi, kami melanjutkan aksi mengamen kami lagi. Mencari receh demi receh untuk aksi sosial di Banyumas nantinya. 15 Menit kemudian dua  berpakaian lengkap warna Coklat, bersepatu boot hitam dengan ciri khasnya membawa  pentungan memanggil kami berdua. Si Arum hanya diam saat itu. Akupun sebenarnya juga deg-degan dipanggil  Orang Itu, Yang ternyata adalah Satpol PP. Tapi sebagai seorang lelaki dewasa dan menganggap aku adalah Super Hero , tak mungkin ku biarkan Arum yang mendatangi 2 Satpol PP itu. Berusaha tetap tenang akhirnya ku datangi 2 Satpol PP  di pertengahan lampu merah itu. Disaksikan para pengendara yang berhenti aku diintrogasi 2 Satpol PP itu sekitar 10 Menitan di bahu jalan pertengahan lampu merah pemisah antara kanan dan Kiri Jalan. Ujung –ujungnya mereka beneran mau membawa aku sama arum ke Pos Satpol PP Kota Jogyakarta. Karena tidak mau berlarut –larut masalahnya, dan juga takut kami digaruk beneran aku menjelaskan kegiatan tentang GMB dan tujuan  kami mengamen di lampu merah ini. Ternyata Satpoll PP yang awalnya mukanya Sangar mulai melunak.Mereka tidak jadi mengangkut kami, hanya saja alat musik  Botol Aqua kami mereka  sita. Buat alat Bukti kata mereka. Aneh – aneh Juga pikirku mereka SATPOL PP ini. Tapi karena diminta, dengan Ikhlas Akhirnya kuberikan alat musik botol Aqua ku ini. Baru kutahu, di Jogyakarta kegiatan Mengamen ternyata tidak diperbolehkan, bahkan bisa didenda dan diancam kurungan kata Mereka. Setelah Alat musik Ku serahkan, SATPOL PP tersebut ternyata tetap memperbolehkan kami Meminta-minta di lampu merah, tapi dengan catatan tidak mengamen. Dan disarankan memakai Kardus bertuliskan tujuan kami meminta dana itu untuk apa, seperti kegiatan penggalangan Dana begitu kata mereka.”Siappp Ku bilang ke kedua Satpol PP itu”. Ketika mereka meninggalkan kami menuju Mobil Mereka , kulihat diujung jalan Puluhan Satpol PP ditambah 1 Mobil lagi sedang memperhatikan kami. Dalam hatiku, Kemungkinan memang pada awalnya sepertinya mereka beneran berniat mengangkut kami karena melihat kami Mengamen. Hal ini kusimpulkan karenn ketika Mobil Satpol yang mendatangi kami pergi, satu Mobil diseberang jalan tadi Juga pergi. Untung kami nggak  jadi di Angkut paksa sama Mereka. Coba kalo diangkut terus besoknya muncul di Koran paling Depan bertuliskan” Dua Anak Muda GMB diangkut Satpol PP karena Ngamen Tanpa Ijin” Pasti Bakalan bikin Heboh keluarga besar GMB, Wkwkwkwkwkkwkwwk. Dari Kejadian ini akhirnya aku bisa mengambil hikmah, bahwa SATPOL PP yang dimedia biasanya diberitakan  sering galak dan menindas  tak sebenarnya begitu, mereka masih punya sisi baik. Contohnya ketika kami nurut kami tidak jadi diangkut Paksa ke Pos Mereka. hehehehehehee
 
Daripada ntar ditangkap Satpol PP, Ngamennya pake kardus aja ya Bunda Fadliana ^_^


Numpang Makan di emperen warung Orang,Belinya ditempat  lain padahal ..^_^


O iya, belum kuceritakan kemarin sebelum mengamen  hari kedua sebenarnya ada hal lain dari perjalanan YA YLF  GMB 2014  ini yang perlu kuceritakan di tulisan ini. Tentang seseorang sangat  berjasa memberikan kami banyak Ilmu dan Hikmah tentang kehidupan yang kami rasa sangat – sangat luar biasa dan Extra Wow . Orang luar biasa Itu adalah Pak Siswanto. Si Aris  biasanya memanggilnya Mbah. Karena itu, kami ikut-ikutan memanggilnya Mbah juga. Pertemuan kami dengan Mbah Sis sebenarnya alurnya agak panjang, mulai kami yang bingung mencari penginapan  malam itu,nyasar Ke SATPOL PP Propinsi DIY buat Istirahat. Oyaa, ku Jelaskan , kalo Satpol PP yang yang mau ngangkut Kami itu SATPOL PP Kota, kalau yang kami datangi Satpol PP Provinsi DIY, dan  sampai pada akhirmya tanpa sengaja kami mennginap di Masjid Sultoni, di Kepatihan Kantor gubernur DIY. Mbah Sis ini adalah penjaga masjid yang tanpa sengaja kami bisa bertemu dan membuka hati kami. Beliau banyak memberikan kami wejangan bahwa orang hidup itu harus siap senang, siap susah. Siap bersama keluarga siap juga berpisah dengan keluarga. Dari ceritanya, dalam hatiku belum tentu ku bisa setegar mbah sis ini. Dengan usia beliau  yang tak muda lagi, sekitar 70 Tahunan saat ini beliau harus pergi dari rumah karena konflik dengan keluarga. Berapa puluh tahun lalu beliau ditinggal istrinya karena kehidupannya mbah Sis yang miskin dan berkekurangan. Dulu Istrinya kabur dari rumah kejakarta dan juga memiliki suami lagi di Jakarta tanpa sepengetahuan Mbah Sis. Beliau  sebenarnya dengan Istrinya itu ( Status saat ini belum Resmi cerai secara hukum ) memiliki beberapa anak dari pernikahan dengan istrinya, Tapi beliau memilih tak ikut anak – anaknya karena prinsip beliau, selama masih bisa mencari nafkah beliau tak ingin menumpang pada anak-anaknya. Saat ini, Beliau memilih tidak tinggal dirumahnya  dan memilih hidup sendiri. Tujuannya Mbah Sis tidak mau tinggal dirumahnya adalah karena tidak ingin trauma. Tidak ingin mengingat kembali saat Mbah Sis sering dicaci Istrinya,bahkan dulu  sering  mengalami KDRT dari istrinya. Banyak Luka yang kulihat ada ditubuh mbah Sis, salah satunya adalah karena KDRT dan perlakuan tidak semena-mena anak istrinya Mbah Sis dengan suami barunya. Karena itulah saat ini  mbah Sis memilih pergi dari rumah dan memilih tinggal di Masjid kantor Gubernur DIY. Hidup nya Mbah  ku pikir memang sangat memprihatinkan. Bayangkan saja, setiap malam dia hanya tidur beralaskan tikar dilantai teras depan masjid Sultoni, Aku bersama ketiga temanku merasakan 1 hari tidur dilantai masjid  sudah seperti masuk angin malam itu. Tapi mbah Sis, meskipun dengan usianya yang sudah tak muda lagi,dia tetap tidak memperdulikan itu. Belum lagi terkadang beliau untuk makan kadang mengharapakan bantuan orang yang berkelebihan rejeki untuk memberinya.  

Setiap Pagi Mbah Sis bekerja sebagai Tukang Becak di daerah Malioboro. Setiap hari penghasilannya tidak pasti. Kadang ada Penumpang, kadang sering tidak ada juga karena di Malioboro sendiri Tukan becak sudah seperti semut apalagi usia Mbah yang tak muda lagi juga mempengaruhi niat penumpang untuk menumpang becak beliau. Satu kalimat beliau yang masih ku ingat sampai saat ini. Rejeki sudah ada yang mengatur, Yang penting Jangan Tinggalkan Sholat kata beliau.Kalau kita mati bukan harta yang menolong tapi ibadah yang menolong kita. SubhanaAllah, begitu tabahnya mbah Sis ini menjalani hidup. Serasa sangat rendah aku dihadapana beliau, aku yang masih sehat ini, masih muda ini malah masih sering bolong sholatku. Beda dengan Mbah Sis yang dengan Kekuranganya masih tetap selalu bersyukur dan rajin sholatnya. Selain Mbah Sis ini sangat sabar, beliau juga Lucu dan murah senyum . Aris pernah  kena usilannya mbah Sis karena sholat Subuh tak bangun-bangun dilemparkan pakai Tasbih besar.”Mbah ini Usil juga ya ternyata kubilang begitu “ beliau hanya ngikik aja dengan tawa khas nya. Sebelum Berpisah pagi itu pun, Mbah Sis memberikan Kami uang 20 Ribu untuk beli sarapan pagi katanya . Bisa dibayangkan, sebenarnya kami tak tega menerima  melihat keadaan beliau seperti itu, tapi karena beliau bilang tak boleh nolak rejeki ya sudah akhirnya kami terima. Belum lagi, Fadliana temen kami dari Aceh, mendapatkan Tasbih Besar dari Mbah Sis. Tasbih berukuran jumbo yang sangat besar  itu sudah hampir 10 Tahun dibawa mbah Sis dari Perguruan Tenaga dalamnya dulu dengan sukarela diberikan ke Fadliana. Pesan beliau saat itu, Tasbih itu harus dijaga sebaik mungkin, dan katanya memiliki kemampuan bisa melindungi Fadliana kalau misalnya ada apa-apa. Wallahu Alam, tapi yang  jelas, Pertemuan dengan Mbah Sis menutup Manis Kegiatan hari terakhir Youth Adventure Kami di Yogyakarta. Begitulah Hidup, Tidak ada Batas Untuk berbagi, Tak Harus menunggu jadi Orang Kaya dulu baru memberi batinku. Dan Itulah yang dilakukan Mbah Sis kepada kami berempat. Banyak pelajaran  yang ku ambil dari beliau dan pesan – pesan yang beliau berikan. Tentang Kesederhanaan, Kesabaran, Rasa Syukur, Sebuah keterbatasan yang tak menghalangi untuk  Berbagi dan yang pasti Rasa cinta Antar Sesama yang begitu tinggi. Kami meninggalkan kota Yogyakarta ya mbah Sis,, sampai ketemu  lagi dilain waktu.doa kami, Semoga kelak, Kita bisa berjumpa kembali untuk saat- saat yang lebih Indah, Terima Kasih untuk kebaikan dan  pesan – pesannya yang luar biasa bagi kami Anak Muda ini. Semoga kami menjadi anak – anak muda yang pandai bersyukur dan tak lupa untuk selalu berbagi  @_@..Menulis Tulisan ini, Aku pun jadi rindu ingin bertemu mbah Sis lagi...

Bersama Orang Hebat Mbah Sis,sebelum meninhggalkan Yogya menuju Banyumas
Cerita pun berlanjut, Kegiatan selanjutnya kami adalah menuju Banyumas untuk kegiatan mendarmakan hasil kami Mengamen. Hujan yang cukup deras melepas kepergian kami dari Yogyakarta menuju Banyumas. Bus kelas Ekonomi yang sudah tua ini tak sepenuhnya kuat membentengi agar hujan tak masuk ke dalam bus. Kami yang duduk di posisi belakang akhirnya maju ke depan karena air masuk kedalam bus membasahi kami. Tapi lumayan, Hujan ada dampak positifnya juga. Kami jadi merasa tidak kepanasan di bus yang mulai sesak oleh penumpang ini. di Bus ini juga, ada hal unik lainnya, Aroma keringat, Minyak wangi, Minyak kayu putih  bahkan bau makanan yang dibawa penumpang campur   aduk jadi satu di Bus ini. bau yang menjadi ciri khas sepanjang perjalanan kami ini berusaha tetap dinikmti. Itung – itung belum tentu tentu moment seperti ini bisa terulang kembali.heeee....karena bau khas ini juga si Arum bisa  ketiduran di Bus,semacam dibius selama perjalanan.@))((@


Pukul 17.00 WIB kami tiba di Banyumas, tepanya di Kecamatan Sokaraja Kidul, atau lebih akrab Kampung Kelenteng Karena ruko-ruko disana banyak dimiliki orang Cina. Sokaraja Kidul adalah Kecamatan sekaligus Desa di pengujung kabupaten Banyumas. Tanpa ada kesengajaan juga kami turun disini karena memang kami hanya minta sama kondektur bus diturunkan di Kabupaten Banyumas paling ujung. Kami berpikir, kami salah memilih tempat karena sepanjang jalan kami melihat pertokoan besar. Kami pun masuk disebuah gang yang sangat kecil dan gelap diampit kanan kiri Toko yang besar,  hanya bisa dilalui satu motor  satu arah saja ,jadi sudah bisa dipastikan sekecil apa gang kami masukin. Sekitar 150 meter dari Komplek pertokoan barulah kami tahu kondisi dalamnya yang sebenarnya. Banyak perumahan masyarakat sudah seperti di komplek perkampungan jakarta saja. Rumahnya ukuran mini dan masih banyak berdinding kayu dan saling menempel satu sama lain Disana tanpa sengaja ada seorang remaja yang sendirian sedang asyik nonton TV, tanpa ba bi bu lagi kami ijin masuk dan mengutarakan maksud kedatangan kami mencari rumah pengurus  RT ditempat itu. Tetapi ternyata pak RT tidak ada dirumah karena jika siang beliau bekerja, Kami pun akhirnya ngobrol panjang lebar dengan  si pemilik rumah. Nama pemuda itu ternyata syafiq. Dilihat sepintas mukanya seperti keturunan arab dan badannya menjulang tinggi kurus sekitar 175 Cm. Karena kelelahan dan rasa lapar yang menggelayuti kami,  akhirnya kamipun meminta ijin istirahat dengan syafiq yang ternyata sedang sendiri dirumah. Ku lihat Arum dan Fadliana paling senang diantara kami berempat karena kami bisa istirahat  disitu.berkali-kali mereka bilang Syafiq cakep. Biasalah perempuan kalo liat sesuatu agak bening matanya hijau bilang ku ke mereka.heeeeeeee

Selang 30 menitan Ibunya Syafiq datang, Kami mulai memperkenalkan diri satu – persatu kepada beliau. Nama beliau adalah Ibu Subingah. Ibu Subingah ternyata menyambut kami dengan senang, bukan menyambut sih sebenarnya, bisa dikatakan kedatangan tamu tak diudang lah istilahnya karena kami duluan datang dirumah pas ibuknya belum datang. Sekitar 5 Menitan ngobrol – ngobrol Ibu Subingah langung bertanya. “Kalian sudah pada makan belum”???dengan khas logat Ngapak-ngapaknya. Kami kompak jawab” “Belum buk”,,sambil cengengesan malu-malu kami menjawabnya. Spontan Ibu Subingah menurunkan  banyak Kue-kue Kering dari meja etalase.Maklum, Posisi kami saat itu selonjoran dilantai. Mungkin sudah ada feeling kali ya,diliat raut muka –muka kami yang kelaparan dan memelas  ini sehingga Ibu Subingah langsung memberi kami kue dan minum tanpa kami memohon-mohon terlebih dahulu  bahkan membelikan kami 4 Nasi bungkus di warung dekat rumah.



Bersama Ibuk Subingah,,Ibuk Baru Kami...Semoga Sehat Selalu  ^_^

Syafiq dan Ibu Subingah ternyata sangat ramah dengan kami berempat, kami bercerita banyak hal layaknya sudah saling kenal sebelumnya. Padahal baru sekali tanpa sengaja itu kami bertemu. Dari cerita-cerita ternyata kami baru tahu bahwa keluarga Syafiq sebenarnya sedang berduka. Belum genap 30 hari yang lalu Ayah Syafiq meninggal dunia karena sakit. Ibuk Subingah banyak bercerita sore itu dan merasa senang didatangi kami berempat karena rumah jadi rame bilangnya. Bahkan ketika ku bilang, mamahnya Syafiq mamah baru kami juga  malah beliau keliahatan sangat senang sekali. Obrolan pun berlanjut sampai pada akhirnya kami tanya-tanya seputaran kampung ini, termasuk siapa-siapa pengurus RT disini.Oya, nama Kampung yang kami datangi adalah kelurahan Sokaraja Kidul RT 01, RW 03. Berkat informasi  Syafiq dan juga Ibuk Subingah juga, malam itu kami dihubungkan dengan pengurus RT. Aris dan Arum  bertanggung jawab mengumpulkan masyarakat kurang mampu bersama pengurus RT, sedangkan Aku dengan Fadlian bertugas belanja sembako dan Alat- alat sekolah untuk adek – adek disitu. Dengan Waktu yang sangat mepet, Ba”da Isya diagendakan kami bertemu masyarakat. Karena itu aku dan Fadliana sesegera mungkin belanja. Ternyata toko yang jualan sembako disitu tidak ada. Yang ada adalah Supermarket, itupun ternyata lumayan jauh sekitar 500 Meter dari rumah Syafiq. Aku dan Fadliana menyusuri jalan yang lumayan sepi dan sampailah disupermarket itu.barang belanjaan saat itu ternyata banyak sekali dan berat seperti Beras, Gula, dll, padahal kami hanya berdua, tapi dengan semangat yang luar biasa,disepanjang jalan aku salut dengan perjuangan Fadliana, hampir 50 Kg  kami bagi berdua tenteng  Sembako itu ditangan kanan dan kiri masing-masing  dengan tekad yang kuat dan membuktikan kewonder womanannya Fadliana, Fadliana bisa membawa barang-barang sampai rumah syafiq. Dalam hatiku, ini perempuan mantan atlet angkat berat kali ya??? Heeeee :P

Malampun tiba, akhirnya sembako dan kebutuhan lainnya pun kami bagi-bagi kan ke masyarakat. Kepada lansia, Janda, Anak – anak usia sek kolah  dan masyarakat miskin lainnya ditempat tersebut. Selain membagikan sembako kami juga banyak sharing dan Sosialisasi tentang  kesehatan, pendidikan dan juga memberikan motivasi-motivasi dengan masyarakat ditempat ini..Trenyuh aku sebenarnya dengan masyarakat di daerah itu. Bantuan kami yang tak seberapa ini ternyata bagi mereka sangat berharga. Berkali – kali mereka mengucap terima kasih ke kami. Kata mereka sangat jarang ada orang yang mendatangi kampung mereka untuk memberi bantuan. Pengurus RT bahkan meminta kami berlama-lama untuk tinggal dikampung itu. Tapi apalah daya,waktu kami tak lama karena harus memenuhi tanggung jawab kami di Jakarta.  sedih sebenarnya bertemu mereka yang hanya sebentar ini. ingin kami  berlama-lama bersama mereka. Berbuat lebih banyak untuk kampung mereka.Untuk menghibur mereka ketika kami pamitan , akupun berucap “nanti ya Bapak dan Ibuk , doakan kami jadi tetap sehat dan memiliki banyak Rejeki,  Insya Allah kami datang ke kampung ini dan kita bisa membantu lebih banyak lagi ku bilang”. Semuanya mengamini dan melepas perpisahan ini dengan sangat mengharukan. Suatu saat, ketika Aku sudah jadi orang yang benar-benar mapan aku punya janji untuk bisa memberi bantuan lagi ke Kampung Ini. bagi Kami kampung ini kampung kedua kami yang telah membuka mata hati kami. Bahwa masih banyak orang diluar sana yang membutuhkan kepedulian kita. Kepekaaan kita untuk Berbagi dan keikhlasan untuk memberi. Sampai sekarang komunikasi ku dengan Keluarga Syafiq pun masih lancar. Lewat dunia maya kami sering ngobrol. Terima Kasih Syafiq dan Ibuk Subingah  sebagai  mamah dan keluarga  baru kami. Aku akan selalu  ingat kebaikan keluarga ini memperlakukan kami, aku akan selalu  ingat janji ku untuk  membantu kampung ini lebih banyak lagi suatu saat nanti bagaimanapun caranya. Terima kasih masyarakat Sokaraja Kidul. Saatnya kami pamit dan menuju jakarta. Semoga kalian semua sehat, Smoga Kalian semua bisa hidup lebih baik Lagi...Kami Sayang Kalian, Kami akan merindukan Kampung ini...Dan Bus Pun Melaju dengan kencangnya seolah –olah tak ingin kami terlalu lama bersedih disini karena berpisah dengan mereka. Bus mengantarkan kami ke Jakarta tepatnya di PPPON Wisma Kemenpora RI dalam Kegiatan lanjutan YA YLF GMB 2014.

 
Bersama Syafiq dan Pengurus RT di Kelurahan Sokaraja Kidul, RT 01 RW 03


Bersama Salah Satu Lansia,





Kebahagiaan Mereka, Senyum Mereka adalah Berkah Bagi Kami






Kamis, 20 Februari 2014

Cerita Youth Adventure - Youth Leaders Forum GMB 2014



Cerita Ku di Youth Adventure GMB 2014
Berawal Dari Hal Kecil Yang Menjadikan Ku Besar.

29 Februari 2014, di Stasiun Senen Jakarta, lalu lalang  kendaraan yang begitu ramai menjadi saksi perjumpaan kami empat  Pemuda peserta GMB 2014 bertemu untuk pertama kalinya. Saya sendiri Suprayitno dari  Kalimantan Tengah, Andi Irawan dari Aceh, Gusti Ayu Made Dian dari  Bali dan Fatin Dinni Inayah dari DKI Jakarta. Ketiga pemuda hebat inilah yang mengawali perjumpaan saya secara nyata dengan pemuda hebat lainnya peserta Youth Adventure dan Youth Leaders Forum GMB 2014.

Meskipun baru pertama kali bertatap muka, kami sudah mulai akrab dan merasa nyambung ngobrol kesana – kemari  di stasiun Senen. Dari pertama sampai ke Ibukota, aku sudah merasakan pengalaman yang luar Biasa. Pengalaman pertama yang mengesankan adalah ketika dari Gambir menuju kestasiun senin, abang saya dari Aceh, Andi Irawan mengajak naek Bajai. Hal ini bagi orang-orang tertentu mungkin biasa – biasa saja. Tapi bagi saya ini menjadi pengalaman awal yang luar biasa. Hal ini karena ini adalah untuk pertama kalinya  pengalaman saya naek Bajai . Maklum di Palangka Raya model transportasi seperti ini belum ada. Sekitar pukul 15.00 WIB saya sampai stasiun senen bersama Bang Andi Irawan. disana sudah ada dua sahabat kami  yaitu mbak Dian dan Fatin yang sama –sama baru tiba di stasiun senen. Kereta malam  kelas Bisnis Jakarta – Yogyakarta kami pilih untuk mengantarkan kami bertemu dengan Pemuka pemuda peserta YA – YLF  GMB 2014. Jadwal  keberangkatan kereta Pukul 21.00 WIB, Sedangkan saat ini masih pukul 15.00 WIB. Masih cukup lama memang sekitar 6 Jam baru berangkat  kereta, karena itu kami manfaatkan waktu menunggu kereta di stasiun senen  sambil ngobrol dan sesekali saling bercanda untuk mengakrabkan kami yang memang baru pertama kalinya bertemu secara langsung. Pukul 21.00 Kereta berangkat dari Jakarta menuju Yogyakarta. Kekhawatiran ku mabuk, masuk angin, dll tidak terbukti. Maklum ini ada pengalaman pertama juga aku naik kereta api lintas Provinsi, lumayan lama sekitar  8 Jam an diperjalanan. Mungkin karena motivasi yang luar biasa untuk ikut GMB dan juga semangat dari Bang Andi, Dian dan Fatin dengan Banyolan mereka yang lucu selama di dalam kereta  inilah menjadikan perjalanan yang awalnya ku khawatirkan mabuk perjalanan ternyata  menjadi sangat menyenangkan dan mengesankan.

Hari Pertama Tiba Di Yogyakarta Bersama Bang Andi,Mbak Dian, Fatin
 
 Tanggal 30 Januari, Sekitar Pukul 06.00 WIB  kami sampai di Stasiun Tugu Yogyakarta. Di Stasiun kami sudah disambut dengan senyumnya yang khas, Mas Janu Muhammad. Beliau adalah salah satu peserta YA YLF GMB 2014 yang berasal dari Yogyakarta. Pertama kali melihat mas Janu saya berpikir apa beliau Pak Jokowi???atau mungkin keluarga nya Pak Jokowi?karena dari senyumnya, penampilannya maupun gaya bicaranya  sekilas sangat mirip dengan Pak Jokowi. Tapi ternyata setelah ditelusuri mas Janu  tidak ada hubungan keluarga dengan Pak Jokowi. Dalam hati saya hanya berkata, inilah beberapa hal hebat yang saya temukan. Meskipun belum kegiatan sudah banyak aura positif dan hal – hal unik yang saya dapatkan di YA YLF GMB 2014 ini. Kegiatan YA YLF GMB 2014 baru dimulai registrasi tanggal 01 Februari 2014. Itu tandanya kami datang 2 hari sebelum kegiatan dimulai. Kami berempat sengaja datang duluan ke Jogyakarta karena ingin mengenal lebih dekat Kota Gudeg ini. Karena kami pikir nanti pas kegiatan dimulai, kami tak bisa kemana-mana. selama dua hari sebelum acara dimulai di Yogyakarta, Mas janu sebagai tuan rumah menghibur Kami dengan mengajak mengenal lebih dekat Kota Yogyakarta, Mengajak kami Jalan ke Keraton, Jalan ke Gunung Api Purba di kabupaten Gunung Kidul, Ke Danau Buatan nglanggeran dan hal –hal positif lainnya. Satu lagi yang tak terlupakan. Diajak berkunjung ke kampusnya Mas Janu yaitu Universitas Negeri Yogyakarta, shalat Jum’at disana dan tak sengaja bertemu Evans Dimas, Kapten Timnas Indonesia U-19 Yang mengantarkan Indonesia Meraih Piala AFF U-19 tahun 2013.

Diajakin Tuan Rumah, Mas Janu Touring Sebentar ^_^

Gak sengaja ketemu Evans Dimas, Shalat Jum'at Bareng @Masjid UNY

Akhirnya, tanggal 01 Februari Pukul 14.00 WIB  pun datang. Itu artinya kami harus fokus ketujuan awal yaitu kegiatan Youth Adventura & Youth Leaders Forum GMB 2014 . Dari penginapan sekitar malioboro kami bertujuh yaitu saya sendiri, bang Andi Irawan, Mbak Dian, Fatin, Aris Munandar Sofyan, Bang Edi Fadhil, dan Aprida Sondang  menuju Anak Wayang Indonesia (AWI) yang tak jauh dari Malioboro unuk melakukan registrasi. Di sinilah awal kami berjumpa secara keseluruhan antara peserta dan Volunteer kegiatan YA YLF GMB 2014. Dari yang awalnya hanya berkomunikasi di media sosial,akhirnya kami bisa bertemu secara langsung. Ketemu kak Agustina, satu-satunya Volunteer yang selalu menjadi tempat saya sharing dari awal ikut seleksi sampai benar-benar merasakan dahsyatnya kegiatan ini, Ketemu Bang Azwar Hasan selaku inisiator GMB dan juga ketemu peserta GMB dan Volunteer lain yang begitu luar biasanya. 

Tiba di Bumi Perkemahan Sumber Boyong, Yogyakarta

Hari pertama setelah registrasi, Kami mendapatkan tantangan dari Volunteer untuk membelanjakan Rp 75.000, - untuk makan malam kami. Belanja diberikan waktu 15 Menit, Tidak boleh memakai uang pribadi dan harus cukup untuk satu kelompok (Saya, Yaumil, Devi,Fadliana,Lizar,)ditambah 2 tamu yang berkunjung nanti malam kata Volunteer saat itu. Sekitar 10 Menit, dengan diskusi yang panjang diantara kami akhirnya kami memutuskan masak Nasi Goreng untuk  tantangan nanti malam. Malam pun akhirnya datang, Kelompok kami segera masak untuk makan Malam yaitu nasi Goreng  Special Pake telur. Kesulitan demi kesulitan selama memasak berhasil kami atasi. Mulai dari sulitnya menyalakan Api,Tidak cukup nya tempat untuk memasak Nasi sampai pada akhirnya gosongnya tempat kami memasak menjadi cerita tersendiri. Nasi Gorengpun akhirnya jadi. Kesabaran kami memasak menjadikan Nasi Goreng Special Kami selesai tepat waktu. Satu lagi, Terinsiprasi oleh kalimat bang Azwar dan Kak Agustina  tentang penilaian masakan  Telur  goreng kami yang agak Gosong dan Berasap maka malam itu kami memberikan nama kelompok kami Kelompok Telur Asap.heheheehehe
 
Kelompok Telur Asap, di Depan Nasi Goreng Special ^_^   
Kegiatan Youth Adventure & Youth Leaders Forum GMB 2014  dibagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama adalah Youth Adventure berupa kegiatan Ziarah Pengemis ( A Journey of Receiving ) dan Ziarah Pendarma ( A Journey Of Giving Back ) dari Yogyakarta ke Jakarta.untuk kegiatan Youth Adventure ternyata saya satu Kelompok dengan Aries Munandar dari Lampung , Fadiana dari Aceh dan  Arumdari dari Jawa Barat. Minggu, 02 Februari 2014 Perjalanan Youth Adventure dimulai oleh Peserta GMB 2014. Perjalanan darat antara Yogyakarta dan Jakarta bermodalkan uang bergambar Soekarno – Hatta sebanyak 4  lembar untuk empat orang, selama kurang lebih 2 Hari 2 Malam Yogyakarta - Jakarta  akan menjadi sejarah yang tak akan terlupakan bagi kami,  kecuali raga kami tak ada lagi. Itu adalah  harapan kami, dari dalam lubuk hati kami yang paling dalam. Sang mentari sudah hampir lelah ketika melepas kami, itu tandanya sudah hampir sore. Kulihat jam ditangan menunjukkan waktu Pukul 15.00 WIB ketika kami harus berpisah dengan kelompok lain dan diturunkan Bus panitia di Tugu Mangkubumi Yogyakarta.
 
Sang Tugu Mangkubumi Yogyakarta menerima kedatangan kami dengan gembira sepertinya. Nampak dari  auranya yang berwarna putih menjulang tinggi, tak menggambarkan sebuah kesedihan. Sang Tugu Seolah-olah kedatangan teman untuk menemaninya berdiri di Tugu Nol Yogyakarta, menemaninya menjadi saksi sejarah kehidupan di Yogyakarta beserta kehidupan masyarakat Yogyakarta yang damai dan begitu sangat ramah. Ini bisa kunilai, perlakuan masyarakat Yogyakarta berbeda seperti yang kualami di kota – kota besar lainnya. Selama dua  hari tinggal disini aku merasa nyaman di kota Gudeg ini. Selain makanan dan keperluan yang murah meriah, masyarakatnya juga sangat ramah. .kami pun senang bisa diturunkan di Tugu ini. Tapi kami tidak akan larut dalam kesenangan, karena tujuan kami ikut GMB ini bukan untuk sekedar senang-senang, tapi untuk mencari Ilmu yang tak akan pernah didapatkan di tempat lain.

Tas yang bertumpu dengan manjanya dipunggung mulai kami titipkan  di Pos Polisi dekat Tugu. Tak lupa kami minta ijin ke sang pemilik rumah, untuk menitipkan barang – barang kamii sembari mengenalkan Apa itu GMB kepada pak Polisi yang awalnya  kelihatan galak tapi ternyata ramah dan murah senyum itu. Pendapatan hari ini lumayan, jadi Pengamen dengan lagu andalan “  Tanah Air Beta “  cukup membuat orang-orang yang berhenti di lampu Merah Tugu Yogyakarta sepertinya terpanggil hatinya untuk memberikan sedikit rejekinya untuk kami keempat pemuda ini. Meskipun tak semua berbaik hati  memberikan sedikit recehnya, tapi itulah watak manusia terkadang yang kita pikirkan tak sama dengan apa yang mereka pikirkan. Meskipun begitu, yang memberi  dan tak memberi selalu kami doakan yang terbaik..
 
Tanah Air Ku tidak ku lupakan,,Jreng - Jreng... Sambil Mennyanyi dapat Duit

  
 
Menghitung Receh Bersama Bunda Fadliana


         

Hampir dua jam sudah kami mengamen di Tugu Yogyakarta ini, Lumayan, Banyak dermawan yang baik hati memberikan sedikit Rejeki mereka. Kami Hampir mendapatkan Rp. 300.000,- selama 2 Jam Mengamen. Dari mengamen ini, banyak hal yang ku ambil Hikmahnya, tentang keberanian, tentang Berharganya uang Receh 200 perak, 500 Perak, dan Juga Pertaruhan Harga diri. Matahari kulihat sudah mulai lelah dan mulai sembunyi di ufuk barat.Sebentar lagi pertanda magrib memanggil , saya beserta kelompok menyudahi Ngamen  untuk sore ini. Kami pun mulai memikirkan mencari penginapam untuk sekedar melepas lelah malam ini. Setelah hampir Larut malam, berjalan lumayan agak jauh dari Tugu Mangkubumi  ke Malioboro kami mengisi perut untuk malam ini. Untuk menghemat uang dari Volunteer dan Komitmen kami menjaga integritas kami, maka untuk makan malam ini kami cukup membeli nasi Putih 4 Bungkus dan 2 Gorengan. Total untuk kami Makan Malam ini adalah 10 Ribu rupiah untuk berempat. Meskipun baru dipersatukan beberapa hari tapi kami sudah sangat dekat seperti keluarga sendiri,bahkan mbak fadliana  sudah kami anggap seperti Ibu sendiri, kami memanggilnya bunda karena sifat keibuannya memberi perhatian kepada kami selama perjalanan Youth Adventure.
 
Salah Satu Senjata Andalan Selama Mengamen

Inilah perjalanan yang luar biasa, benar-benar ajang untuk mengenal diri siapa aku,kamu,kita dan mereka sebenarnya. Perjalanan yang aku rasa sebagai jalan terbaik membuka topeng kita. Karena selama perjalanan ini watak dan karakter kita yang sebenanrnya sudah bisa dilihat orang lain tanpa harus menunggu lama untuk saling kenal. Perjalanan youth Adventure ini aku  katakanan  sebagai bagian membuka Topeng Diri Kita. Watak yang bagus benar –benar baik kelihatan baik, yang kurang baik benar-benar kelihatan tanpa bisa ditutupi lagi. Inilah bagian dari Mengenal diri,tidak hanya mengenal diri sendiri tetapi juga mengenal teman sekelilingnya, saudara sekelilingnya untuk sama-sama mengingatkan ketika salah, mengajak kepada kebaikan, Saling Berbagi dan saling menjaga kepercayaan satu sama lain.Integritas,Integritas,Integritas Itulah yang selalu ada di kepala kami saat itu selama Youth Adventure ini..Komitmen menjaga Integritas  ini tentunya tak akan dilakukan hanya ada selama kegiatan ini berlangsung, kelak ketika kami sudah kembali ke daerah kami masing-masing, seperti saat tulisan ini ku buat di Palangka Raya, Alhamdulillah Komitmen utk menebar kebaikan, untuk menjaga Integritas yang ada dalam diri ini masih terjaga dengan sangat baik…. Salam Berbagi,,,,Tetap Ikhlas Untuk Memberi..