Sepenggal Kalimat Yang Menjadi Penyemangat
Hari ini,
September 2016, bulan dimana yang sering ku impikan, yang sering ku cita –
cita kan tak pernah terasa aku bisa merasakan hal itu untuk kedua kalinya.
Gedung Sultan Suriansyah Kota Banjarmasin, menjadi salah satu saksi bahwa
20an tahun silam, lelaki berkacamata yang dulu
hampir pernah gagal untuk melanjutkan Sekolah Menengah Pertama (SMP) , Tak pernah percaya bisa melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMA) kini nyatanya bisa lulus S2 dua tahun dengan
Cumlaude.
Tuhan, aku tak
tahu lagi bagaimana ingin menulis cerita perjalanan hidup ini yang begitu
panjang. Kiranya hanya melalui sebagian dari tulisan
ini, sebagian cerita ini aku rangkai Tuhan.
20 Tahun lalu
Tuhan, lelaki berkacamata yang kini
telah bertoga untuk kedua kalinya bukanlah siapa-siapa. Yang kutahu
hanyalah, saat itu aku pernah tak tahu
dimana kedua orang tua ku berada.
20 Tahun lalu,
ketika diri ini merasa ada yang kurang, merasa tak seperti anak – anak yang
lain seusianya. Lebaran bersama ibu ayah dan saudara – saudara kandung lainnya.
Pergi keladang menemani ayah dan ibunya, atau bahkan dimarahi oleh kedua orang tuanya
karena kenakalan waktu kecil aku tak pernah merasakannya
Tuhan, baru ku
sadari dikala saat itu aku memang berbeda, Tapi Tuhan, aku yakin cerita dimasa lalu tentang
orang tua ku biarlah waktu yang akan menjawab. Sekarang aku bahagia bisa dekat
dengan mereka berdua. Kiranya kelak Tuhan, aku bisa berbakti sepenuhnya kepada
mereka meski mereka tak pernah mendampingi ku ketika ku tumbuh dari kecil dan
membesar.
September 2016, mungkin inilah jawaban doa ku selama
bertahun-tahun lalu Tuhan. Ketika ku
tahu, keluarga nenek dan kakek yang diseberang sana yang tak bisa menyekolahkan
anaknya setinggi tingginya melaui diriku ini Engkau limpahkan rahmat Mu Tuhan.
Melalui aku Tuhan, mungkin kini mereka bisa berbangga bahwa cucu yang dulu
dibesarkannya kini telah lulus S2.
Terharu, dikala
bersama teman-teman dengan berbagai latar belakang aku menjadi salah satu yang
akan segera mempurnakan study ku. Semua, 1250 Mahasiswa SI dan S2 tersenyum
bahagia dengan baju Toga kebesarannya. Entahlah, aku tak bisa berkata apa-apa,
tak terasa meski ku lelaki Air mata sempat menetes ketika kedua dosen
Pembimbing Tesis ku memberi ucapan selamat karena aku lulus dengan Cumlaude dan
mendapat penghargaan salah satu lulusan terbaik. Mereka Tahu, sebagai dosen pembimbing dan kuanggap sebagai kedua
orang tua angkat ku menjadi orang penting yang tahu semua tentang kisah
perjalanan hidup ku.
Seketika sebelum
Kucir Toga ini dipindahkan, Aku ingat kembali dengan memori beberapa puluh
tahun lalu, ketika aku hampir gagal masuk SMP karena keterbatasan biaya sekolah dari nenek dan kakek ku yang
sudah semakin menua. Tiga hari aku hanya bisa meminta mu Tuhan melalui sebuah
tangisan anak-anak yang mulai remaja disertai doa dan shalat malam, Entahlah
semua akhirnya berakhir dengan indah ketika aku pada akhirnya aku bisa bisa
masuk SMP meski tidak bisa ikut MOS
karena keterlambatan mendaftar. Tuhan ,,,,,,,,aku tahu aku bisa SMP semua
karena kuasaMu.
Dengan Segala
keterbatasan, dengan seiring berjalannya waktu aku selalu mensyukuri nikmatmu
saat itu. Meski ketika sekolah harus
jalan kaki, Panas kepanasan, Hujan Kebasahan, hanya memiliki satu sepatu dan ketika musim hujan tiba, belajar Ikhlas untuk berangkat pakai sandal atau bahkan nyeker. Meski begitu aku menikmati masa-masa indah di
SMP. Meski tanpa Uang Saku, meski tak pernah rasanya yang merasakan jajan di
Kantin Sekolah aku sudah sangat bahagia karena mampu bersekolah selayaknya
anak seusiaku. Terima Kasih Tuhan dengan segala kekurangan ku aku selalu bisa
masuk 3 Besar di tiap pembagian raport semesteran. Terima Kasih kepada Ibu Sussana, Pak Agus Mujianto, Selaku Wali
Kelas di Kelas 1,2, dan 3 karena beliau aku bisa mendapat beasiswa dan Juga Semua Bapak Ibu guruku tercinta yang selalu
membimbingku. Terima kasih juga Tuhan, aku sampaikan khusus ke Pak Katno selaku bidang Kesiswaan yang selalu membukanan pintu lebar-lebar
bagi ku untuk bisa dapat peluang meraih beasiswa selama 3 Tahun di SMP 3 Parang.
3 Tahun Tuhan
aku menikmati masa-masa indah di SMP. Kinilah saatnya aku harus berpisah dengan
guru-guru hebatku,guru yang aku anggap orang tua ku, berpidah dengan
teman-teman karena kelulusanku. Setelah lulus, aku tak tahu harus kemana lagi
Tuhan. Aku ingin membahagiakan keluargku, kakek dan nenek ku dengan cara yang berbeda.
Bukan dengan bertani Tuhan.
Tuhan, aku ingin
melanjutkan Sekolah Tuhan, karena dengan sekolah lagi aku tahu ini akan sedikit
mengangkat derajat keluarga ku. Barangkali hanya kepada Engkau Tuhan aku hanya
bisa mengadu tentang perjalanan hidupku nantinya. Barangkali, Ketika Engkau tak
mengirimkan keluarga Ibu Hj.SUmiyatun dan Ibu Asna Eny Raya melaui seniorku aku
tak bisa merasakan Toga Yang kupakai ini Untuk Kedua kalinya Tuhan. Seseorang
yang ketika aku SMP tak begitu kenal dekat namun nyatanya karena KehendakMu
mereka mengangkatku menjadi anak asuh nya, menyekolahkan ku, membiayai semua
kebutuhan hiduku memberiku Uang Saku dan yang lebih hebat memberiku Kebebasan
untuk aktif di Organisasi . Selama ikut Beliau Terima Kasih Tuhan, melalui
beliau Engkau tunjukkan KuasaMu bagi Hambamu yang Kecil ini. Engkau berikan
KuasaMu yang Begitu hebat bagi Hambamu. Dengan ikut beliau Tuhan, lelaki
berkacamata ini semakin kuat tekadnya berjuang bahwa untuk mengangkat derajat
keluargaku aku harus kuliah setelah
selesai ikut beliau. Terima Kasih Juga untuk Mbak Min dan Mbak Sri yang sudah
membukanan pintu aku bisa terhubung dengan bu Sumiyatun dan Bu Asna selaku
orang tua angkatku.
HambaMu yang Kecil
ini selalu Engkau Kuatkan Tuhan dengan KuasaMu. Dengan orang-orang baik yang
selalu mendampingi dan mensuport ku Tuhan. Terima kasih untuk pembelajaran hebat
dari Kedua Orang Tua ku. Jika kemudian aku tak mensyukuri perjalanan hidup ini,
tak Mensyukuri Takdir yang pernah
memisahkan aku dan kedua orang tua ku serta saudara kandung ku maka aku adalah
orang yang merugi
Terima kasih tak
terhingga untuk semua orang yang selalu bilang “Kamu Harus Semangat Yon, Semua akan Baik-baik Saja Yon”.
Kini Tuhan, selagi aku masih Engkau berikan nafas ini mudahan aku dengan gelar study ku bisa Engkau
mudahkan aku untuk berbakti dan mengabdi untuk Ibu dan Bapakku yang sekarang di
dekatku, Kedua kakek dan nenek ku diujung pulau sana mudahan aku bisa
membahagiakan kalian berdua, untuk semua keluarga ku dan sahabat di seberang pulau sana dan juga semua orang yang selalu hadir ketika sedang suka maupun duka. Maaf kini aku harus aku merantau, meninggalkan kenangan kita. Tapi
aku berjanji, cepat atau lambat aku akan membahagiakan kalian tak hanya lewat
materi tapi dengan segala hal.
Tuhan, hanya melalui Tulisan ini
aku ingin Orang Tahu, bahwa apa yang aku dapatkan sejauh ini adalah hasil
Perjuangan yang bukan instan. Aku hanya ingin katakan bahwa apapun perjalanan hidup seseorang kita
tak pernah tahu beliau jadi apa kedepan. Karena itu, selagi mampu mari kita
selalu memberi, mari selalu berbagi dan mengasihi serta jangan pernah dendam
dengan orang-orang yang menyakiti maupun pernah meninggalkan mu, Karena semua
itu adalah bagian dari takdir Tuhan yang terbaik yang harus selalu disyukuri.
Palangka
Raya, Oktober
2016
SUPRAYITNO,
S.AN., M.AP
Mantap mas Suprayitno Yonief, sang pembelajar sejati!
BalasHapusTulisan yg menginspirasi. Kren yit...
BalasHapusTerima kasih apresiasinya bro Adi Pramono dan Bro Yandra Prayoga....sukses buat qta
BalasHapusSo inspiring. Thanks for sharing and barokallah.. :)
BalasHapusAlhamdulillah,,terima kasih utk apresiasinya sister Suci.semoga bermanfaat..Aamiin.....
BalasHapusSo touching me �� so inspiring. Keep being strong, bro
BalasHapusTerima Kasih Sist Annisa Wulandari.. Sukses selalu ya
Hapus